Kasih, Kejujuran Dan Bersikap Apa Adanya

Kasih dan kejujuran, bersikap apa adanya adalah sikap yang sederhana dan terpuji, namun kadang sikap ini dimanipulasi untuk tujuan-tujuan tertentu untuk keuntungan dan kepentingan kita.

Biasanya kita diperlakukan baik dan dihargai saat situasi "menyenangkan", ada moment tertentu atau lagi "ada maunya". 

Kebanyakan orang akan berlagak jadi baik, perhatian, seperti seorang pahlawan, jadi malaikat penolong, mudah diajak bicara, ramah dan menyenangkan. Setelah semua keinginan itu terpenuhi dan niat atau tujuannya tercapai (ada maunya) maka saat itu juga kebaikan dan perhatian tadi ikut sirna.

Mengapa demikian?
Kadang kita mendekati seseorang, mengasihi dia, sangat perhatian bahkan kadang rela berkorbvan. 

Jangan heran hal itu terjadi biasanya karena ada misi terselubung, ada target-target tertentu yang harus kita capai, agar orang itu ikut bergabung dalam komunitas kita, memanfaatkan potensi mereka untuk tujuan kita, atau kadang tuntutan pelayanan dan gengsi kita ingin di puji dan dihormati karena keberhasilan menginjil atau melayani memaksa kita mengambil jalan pintas dan cara-cara yang tidak pantas untuk mencapai tujuan tersebut.

Setelah semua target tercapai maka seketika hilanglah semua kebaikan dan perhatian tadi. kita yang dari tadinya ramah, perhatian, rela berkorban dan lain sebagainya kini mendadak kaku, membosankan, terkesan egois, sensitif, mudah marah bahkan lupa segala-galanya.

Berhentilah bersandiwara. Tanamkan kemurnian kasih dari dalam diri kita, sehingga ketika kasih itu dibagikan kepada siapapun Kasih itu tidak kembali menuntut balasan dari orang yang sudah kita tolong. 

Bahkan reaksi dari tindakan Kasih itu tidak membuat kita sombong dan lupa diri, melainkan membawa kita pada suasana hati gembira dan bersyukur. Kita merasa ada di dalam kedamain yang tidak bisa di beli dengan uang atau penghormatan dan penghargaan. Rasa damai ini yang akan terus membawa kita dan mendoron untuk tidak berhenti berbagi Kasih.

Marilah kita bertindak "apa adanya" dan memperlakukan orang lain seperti sepatutnya, tidak berlebihan, tidak juga kurang. 

Semua harus sesuai porsinya. Bila keinginan untuk mengasihi dan memperhatikan orang lain terus bergejolak dihati kita, biarlah itu bukan dari keinginan kita semata atau pengaruh dari luar tetapi sungguh suatu dorongan yang murni keluar dari hati kita untuk orang lain. Sehingga akan menghasilkan kehidupan harmonis yang statis-bertahan lama dan tidak sementara waktu.

Paulus mencoba menyampaikan pesan ini kepada kita dalam tulisannya di kitab Roma berbunyi demikian:

"Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik" (Roma 12:9).Hidup dalam "kepura-puraan" sungguh tidak menyenangkan. Mengasihi dengan kepura-puraan memang sangat "menyiksa". Berlagak baik sangat membahayakan hidup kita juga hidup orang lain.

Milikilah kasih yang murni dan sejati dari Bapa di sorga sehingga kita bisa mengasihi orang lain sepanjang masa. Saat kita tidak disukai, saat kita ditolak dan dibenci kita tetap mengasihi dan peduli pada mereka. 

Saat orang disekeliling kita menjauh, kita hidup dalam kesendirian, kita juga tidak bertindak mempromosikan diri dan berlagak baik. Kita mengasihi mereka dengan total dari dalam hati kita, dibuktikan dengan saat kita "tak henti-hentinya berdoa untuk kebahagiaan mereka. 

Kasih tidak harus "dipromosikan". Kasih tidak harus "diteriakkan" dan Kasih tidak harus diberi label harga yang murah agar orang tertarik dan "membelinya".
KASIH tidak pernah meminta dan menuntut tetapi KASIH selalu memberi dan berkorban. Tindakan KASIH kadang tidak kelihatan tetapi kuasa KASIH merubah segala-sesuatu menjadi indah.

Posting Komentar untuk "Kasih, Kejujuran Dan Bersikap Apa Adanya "