Musik

music lesson

Music Terms 

Bagian ini berisi beberapa istilah musik yang perlu Anda ketahui, seperti sound, tone, nada, pitch, dll. Juga beberapa aturan yang dipakai untuk pembahasan lebih lanjut.

Apa itu Musik (Yunani: ‘musike‘)? Berdasarkan kamus webster:
Music is the art of sound or the meaningful organization of sounds
Sound (suara) dihasilkan dari getaran, baik udara maupun benda-benda padat. 

Ketika getaran itu bersifat tidak teratur, maka suara itu adalah noise; ketika getaran tersebut teratur, maka suara itu disebut tone atau nada. Musik tergantung dari nada, tidak termasuk noise (seperti bunyi simbal, tabrakan, piring pecah, dll). 

Getaran yang pelan akan menghasilkan nada dan bunyi yang rendah (low), getaran yang cepat akan menghasilkan suara yang lebih tinggi (high). Pada prakteknya suara musik berkisar antara 40-4000 getaran per detik(hertz). 

Angka yang eksak (frekuensi) dari getaran akan menghasilkan bunyi yang sering disebut pitch. Pitch digunakan sebagai standar tinggi rendah dari sebuah tone atau nada. Penjelasan untuk sound atau bunyi ini cukup panjang lebar, tapi saya tidak bahas di sini.

Musik melibatkan interaksi dari tiga unsur penting, yaitu:
  1. Rhythm: perubahan teratur antara panjang dan pendek, aksen dan non aksen suara musik. Rhythm dapat dihasilkan oleh segala macam bunyi yang teratur, tapi sekarang dikhususkan pada alat-alat musik yang menghasilkan pola-pola rhythm seperti drum.
  2. Melody: hasil dari bunyi bermacam-macam pitch.
  3. Harmony: hasil dari beberapa pitch yang berbeda yang dibunyikan secara simultan.
Piano adalah salah satu alat yang sering digunakan untuk memvisualisasikan pelajaran musik. Karena itu saya menggunakan gambar tuts piano pada semua pembahasan.

Gambar 1. Tuts Piano
Gambar 1 adalah gambar keys (tuts) yang diambil dari sebagaian tuts pada piano. Piano mempunyai 88 tuts, sedangkan keyboard biasa mempunyai 61 tuts. Semua nada disusun secara continue dari yang terendah (sisi kiri) ke yang tertinggi (sisi kanan).


Tuts putih, dalam urutan dari kiri, disebut dengan nama huruf C D E F G A B, sedangkan yang hitam dinamakan C# atau Db; D# atau Eb; F# atau Gb; G# atau Ab; A# atau Bb. Apa itu # dan b, kita akan sampai ke sana dalam beberapa detik:).

Jarak antara dua tuts putih adalah whole-tone atau satu nada, kecuali E-F dan B-C’, dua bagian itu berjarak semitone atau halftone atau setengah nada.


Setiap semitone mempunyai perbedaan frekuensi sekitar 1.059463hz. Tuts hitam memisahkan dua tuts putih, jarak tuts putih ke tuts hitam, dalam hal ini C-C#; D-Eb; F-F#;G-G#;A-A#, adalah semitone.
semitone + semitone = wholetone

Gambar 1 juga menunjukkan ‘derajat’ pada nada dasar C diwakili dengna angka 1 s/d 7. Kemudian ada keterangan tentang solmisasi (solmization) Ini pertama kali digunakan oleh Guido d’Arezzo (Italia, 1025) dengan nama ut re mi fa sol la untuk 6 nada dari hexachord, pada awal abad 17 si ditambahkan dan ut diganti menjadi do.

Antara C ke C’ ada 11 tuts (baik hitam maupun putih). Satu octaf (one octave) adalah jarak terdekat antara dua nada yang sama tapi berbeda pitch, yang dipisahkan oleh 12 semitones atau bisa juga dibilang 11 tuts. Misalnya C ke C’ atau E ke E’, dstnya. Jika disebutkan dua octav maka pengertiannya sama, hanya saja dibedakan oleh (12×2) semitones atau 24 semitones, begitu dengan tiga octav dan seterusnya.

Terms

Tanda ‘b’ (flat/mol), artinya nada tersebut diturunkan semitone. Misalnya Eb, artinya nada E diturunkan semitone menjadi Eb. Sebenarnya tanda flat bukan huruf ‘b’, tapi . 

Karena saya mengalami kesulitan untuk mengetik , maka saya gantikan dengan ‘b’.
Tanda ‘#’ (sharp/cruis), artinya nada tersebut dinaikkan semitone. Misalnya F#, artinya F dinaikkan semitone menjadi F#.

‘: menunjukkan oktaf. Misalnya C’, berarti C satu oktav lebih tinggi dari C. Kebalikannya ‘C, berarti C satu oktav lebih rendah dari C. ‘ juga menunjukkan nada tertentu telah melewati C’. Nanti akan makin jelas dalam pembahasan berikutnya.

Not dan nada (tone atau note) pada dasarnya adalah sama yaitu menunjukkan satu karakter suara dengan pitch tertentu.

C# dan Db; D# dan Eb; F# dan Gb; G# dan Ab; A# dan Bb disebut enharmonic, artinya beda tanda dan huruf tapi bunyi sama.
D# dan A# tidak dipakai dan digantikan dengan Eb dan Bb, sedangkan not atau huruf yang lainnya tetap menggunakan tanda #

Intervals

Dalam bagian ini Anda akan mempelajari:
  • Pengertian Intervals
  • Penamaan Intervals
  • Karakter Intervals
  • Inversi Intervals
Istilah Intervals ini mungkin sering kita temui pada waktu SMU, juga waktu kuliah di jurusan ilmu pasti. Dalam dunia musik istilah interval cukup sering digunakan.


Mungkin pada waktu Anda belajar atau jam sesion dengan pemusik lain, ada percakapan “majorkan ini, diminishedkan itu…”.

Mungkin Anda tidak mengerti, tapi melalui pembahasan interval saya berharap Anda dapat menangangkap apa maksud pembicaraan di atas.

Pengertian dari interval sebenarnya sangat sederhana:
Interval adalah jarak antara dua nada

Jalan untuk menghitung interval adalah dengan wholetone dan semitone. Kita sudah mengenal apa itu wholetone dan semitone, pada pembahasan terms.

Interval dibagi menjadi dua macam:
  1. Perfect. Yang termasuk perfect adalah 1, 4, 5 dan 8. Misalnya, “perfect fourth”.
  2. Non Perfect. Yang termasuk dalam interval ini adalah 2, 3, 6, 7. Dan biasanya disebut major atau minor.

penamaan interval

Pemberian nama pada interval berhubungan erat dengan scale. Jika Anda tidak menguasi scale, maka Anda dapat menemui kesulitan untuk menamakan interval.
Ada ‘dua’ langkah untuk menentukan interval dari dua buah nada:
  1. Tentukan nada dasarnya atau rootnya dan tentukan nada pointernya.
  2. Cek apakah nada pointer termasuk dalam root major scalenya.
Jika ‘ya’, maka Anda tinggal menghitung derajat nada pointer tersebut dari rootnya.
Jika derajatnya 1, 5, atau 8, maka intervalnya “Perfect+Derajat”
Jika derajatnya 2, 3, 6,atau 7, maka intervalnya “Major+Derajat”

Jika ‘tidak’, tambahkan semitone pada nada pointer, Anda akan mendapatkan ‘derajat’. Hitung berapa ‘derajat’ nada tersebut dalam root major scalenya.
Jika ‘derajatnya’ adalah 2, 3, 6 atau 7, maka intervalnya “Minor+’Derajat'”.
Jika ‘derajatnya’ 5, maka intervalnya Tritone.

Atau untuk mudahnya saya rumuskan sebagai berikut:
Pointer on Root major scale?
ya -> derajat 1, 5, atau 8 -> Interval = “Perfect+Derajat”
ya -> derajat 2, 3, 6, atau 7 -> Interval = “Major+Derajat”
tidak -> ‘derajat’ 2, 3, 6, atau 7-> Interval “Minor+’Derajat'”
tidak -> 5 -> Interval “Triton “

Contoh 1: Berapa interval dari D ke B?

  1. Kita identifikasi bahwa rootnya adalah D. Nada pointernya adalah B. Jika Anda bingung rootnya yang mana, cari tahu konteks yang dibicarakan apa, atau nada dasarnya apa. Itulah rootnya.
  2. Jika Anda sudah hafal D major scale di luar kepala, maka akan sangat memudahkan, tapi jika belum, kali ini saya beri contekkan gambar 2:)

gambar 2. D major scale

Apakah B terletak pada D majors scale. Jawabannya ‘ya’.
Derajat dari B adalah 6 dalam D major scale, maka interval dari D ke B adalah major 6th
Contoh 2: Bagaimana dengan Bb pada E?
  1. Rootnya adalah E, nada pointernya adalah Bb.
  2. Bb# tidak termasuk dalam E major scale.


gambar 3. E major scale

Bb + semitone = B, B adalah derajat ke-5 dari D major scale.
Interval dari E ke Bb adalah Tritone.

contoh 3. Bagaimana dengan D’ pada E?
  1. Rootnya E, nada pointernya D’.
  2. D’ tidak termasuk dalam E major scale. 
D’ + semitone = Eb’, Eb’ adalah derajat ke-7 pada E major scale
Interval dari E ke D adalah minor 7th.

Mudah bukan? Perhatikan nama interval secara lengkap pada tabel 1. Pelajari kembali rumus di atas dengan membandingkan tabel 1 dan gambar 4. Semua pada root C. Kemudian latihlah dengan root yang berbeda.


gambar 4. C major scale

Root Pointer Interval Nama Lain Interval (Tone)
C C Perfect Unisons
C C# Minor 2nd semitone (half step)
C D Major 2nd wholetone (whole step)
C Eb Minor 3rd wholetone + semitone (1.5 steps)
C E Major 3rd 3 wholetones (2 steps)
C F Perfect 4th 3 wholetones + semitone (2.5 steps)
C F# Augmented 4th or
Diminshed 5th
Tritone* 4 wholetones (3 steps)
C G Perfect 5th 4 wholetones + semitone (3.5 steps)
C G# Minor 6th 5 wholetones (4 steps)
C A Major 6th 5 wholetones + semitone (4.5 steps)
C Bb Minor 7th 6 wholetones (5 steps)
C B Major 7th 6 wholetones + semitone (5.5 steps)
C C’ Perfect 8th Octave 7 wholetones (6 steps)

tabel 1. Interval pada Root C

Saya contohkan dalam Midi file mulai Unisons s/d Octave.
* Augmanted 4th atau diminished 5 disebut tritone, karena jarak dari root C ke F# adalah tiga tones atau disebut juga Tritone.

Demikianlah cara penamaan interval. Pertama memang Anda harus menghitung secara perlahan, tapi kalau Anda sudah hafal major scales dari semua not, maka saya jamin hanya dalam tiga detik Anda dapat langsung menyebutkan berapa intervalnya, kalau tidak mungkin sekitar 300 detik

Karakter Intervals

Di dalam sebuah film dengan soundtrack musik, nada-nada yang dipilih akan disesuaikan dengan keadaan yang diceritakan dalam film tersebut. 

Tidak mungkin kisah tentang kematian tapi suasana musiknya gembira (perfect), lebih cocok kalau musiknya melankolis atau sedih (minor). 

Kalau film horor mungkin lebih cocok menggunakan tritone.
Berikut karakter dari 3 macam intervals yang ada:

Perfect Intervals

Perfect hanya ada pada unisons, 4th, 5th dan octaves. Interval ini cenderung berbunyi bulat, natural dan lebar. Cocok untuk suasana bebas, santai.

Major & Minor Intervals\

2nd, 3rd, 6th, dan 7th dapat berupa major atau minor. Major intervals cenderung mempunyai suara yang lebih warm, sedangkan minor interval sering kedengaran lebih sedih, melankolis.

Augmented dan Diminished Intervals (Tritone)

Sering di anggap sebagai dissonant dari semua interval, artinya lebih jarang terdengar, cenderung bersifat tegang, stress, mendesak, mengerikan atau kuatir.

Kenapa kita perlu memahami karakter dalam interval. Anda akan merasakan ketika memainkan melody-melody, seperti filler string pada suatu band. Perlu sekali untuk memahami karakter dari interval, agar jiwa dari musik tersebut lebih tampak dan kelihatan ke arah mana.

Inversi Intervals

Sebagai musisi atau penyanyi, Anda perlu mempunyai skill untuk menginversi intervals. Dalam hal ini memang feeling diperlukan.

Untuk beberapa orang Tuhan memberikan feeling yang baik, tapi untuk yang lainnnya, perlu belajar extra untuk mempertajamnya.

Para musisi profesional rata-rata mempunyai feeling yang peka akan bunyi not atau chord. Hanya dengan mendengarkan bunyinya mereka dapat menebak nadanya.

Misalnya suara klakson mobil, notnya apa, lalu kalau ada dua kalson dari dua mobil yang bereda, bisa ditentukan berapa intervalnya.

Salah satunya adalah almarhum saxophonist Indonesia Embong Rahardjo. Telinganya sudah terlatih baik untuk bisa menganalisa suatu nada.

Ok, kembali ke masalah inversi interval, kenapa kita perlu menguasai ini? Hal ini akan berguna pada waktu kita melakukan tranposing, atau memindahkan root satu ke root yang yang lain.

Misalnya Anda diminta mengubah nada yaitu naik major 6th, maka lebih mudah untuk transpose turun minor 3th, karena akan menghasilkan output yang sama.

Dengan kata lain, Anda perlu tahu bahwa major 6th jika diinversi akan menjadi minor 3rd.
Perhatikan bahwa pada saat ini kita belum membahas soal inversi chords, ini baru nada saja, bukan triad atau chord, kita akan sampai di sana akhirnya.

Prinisip yang perlu diingat ketika menginversi sebuah interval, maka Anda menaikkan nada yang paling bawah sebanyak satu octav atau sebaliknya. Hasilnya akan menjadi sebuah interval baru.
Ketika Anda menginversi intervals maka:
  • major menjadi minor 
  • minor menjadi major 
  • perfect tetap perfect 
  • tritone tetap tritone 
  • jumlah derajat dalam interval lama dan baru adalah sembilan –
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 5. Jika Anda menginversi major 3rd (kotak biru, C sebagai root dengan E pada top), akan menjadi minor 6th (kotak coklat), dimana C berpindah satu octave (dari titik abu-abu ke hitam) dan menjadi minor 6th (E sebagai root dan C pada ropk). 

Major menjadi minor dan 3+6=9. Perhatikan bahwa minor 6th di sini dihitung mulai dari not E, bukan C.


gambar 5. Inversi major 3rd

Pada gambar 6, minor 2th menjadi major 7th. Minor menjadi major, 2+7=9

Gambar 6. Iversi Minor 2th

Pada gambar 7, perfect 4th menjadi perfect 5th. Perfect tetap perfect , 4+5=9

gambar 7. INversi Perfect

Pada gambar 8, tritone menjadi tritone. Tritone tetap Tritone, 4.5 +4.5=9

gambar 8. Iversi Trotone

Anda akan memainkan apa yang ada dalam otak Anda.
Untuk lebih memahami dan mendalami intervals, kita perlu berlatih menghafalkan pitch dengan menyanyikan interval secara teratur. 

Kemudian dengarkan album-album favorit Anda, coba identifikasikan interval dari tiap bagian lagu yang dinyanyikan. Latihan ini sering disebut ear training. 

Hal ini memerlukan feeling dan telinga yang peka, jikalau dalam otak kita sudah terekam not-not dan intervalnya, juga dengan scales, maka kita akan mudah melakukan improvisasi. Anda akan memainkan apa yang ada dalam otak Anda.

Perhatikan pemain-pemain yang dapat menyanyikan solonya. Di Indonesia kita kenal Mus Mudjiono, di dunia kita kenal George Benson, Nathan East, mereka dapat menyanyikan improvisasi mereka sambil memainkannya pada instrumen mereka. 

Semuanya dimulai dari sini yaitu latihan ear training tersebut. Dalam universitas jurusan musik, ear training adalah pelajaran yang mutlak perlu dikuasai oleh para musisi. 

Kalau Anda punya alat musik baik gitar atau keyboard, tapi jangan drum:), coba nyanyikan 5 nada secara spontan, kemudian mainkan nada tersebut pada alat Anda. 

Apakah Anda mengalami kesulitan, kalau ya, berarti antara otak dan tangan Anda masih ada yang belum tersambung. Berarti perlu operasi saraf dong he…he… janganlah, nanti malah ‘korslet’ jadi tambah susah:). Yang Anda perlukan adalah terapi ear training.

Scales

Dalam bagian ini Anda akan mempelajari beberapa hal, antara lain:
  • Pengertian Scale
  • Major Scale
  • Minor Scales
  • Pentatonic Scale
  • Blues Scale
  • Mode (Pengenalan)
  • Diminished Scales

Pengertian Scales

Kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia maka ‘scales’ akan menjadi ‘skala’, tetapi saya kurang ‘sejahtera’ memakai istilah ‘skala’, karena kita cenderung untuk mengasosiasikan dengan pengertian yang berbeda. 
Ok, apa itu Scales?
Scales adalah kumpulan dari beberapa nada yang dipolakan dalam kombinasi wholetones dan semitones

Dari pengertian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa scales itu sifatnya teratur, baku dan tidak berubah-ubah. Satu oktaf terdiri dari 12 nada, jika dimainkan disebut chromatic scale. Dalam musik ada beberapa jenis scales yang dipakai, kita mulai bahas dari yang pertama:

Major Scales

Major scales mempunyai pola: wholetone-wholetone-semitone-wholetone-wholetone-wholetone-semitone atau 1-1-1/2-1-1-1-1/2. Misalnya, major scale dalam C adalah C-D-E-F-G-A-B-C. Bagaimana bisa mendapatkan huruf-huruf (baca: not-not) itu. 

Berdasarkan penjelasan tentang tuts dan jarak masing-masing tuts, maka kita akan hitung mulai dari C (karena didalam C major scale). Dari C naik wholetone didapatkan D, dari D naik wholetone didapatkan E, dari E naik semitone didapatkan F, dari F naik wholetone didapatkan G, dari G naik wholetone didapatkan A, dari A naik wholetone didapatkan B, dari B naik semitone didapatkan C’. Mudah bukan? 

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 1.

gambar 1. C Major Scales
Bagaimana dengan not putih yang lain? 

Coba Anda hitung sendiri dan cocokkan dengan tabel 1 dan tabel 2 berikut ini:

1 2 3 4 5 6 7 1′
C D E F G A B C’
D E F# G A B C#’ D’
E F# G# A B C#’ Eb’ E’
F G A Bb C’ D’ E’ F’
G A B C’ D’ E’ F’ G’
A B C#’ D E F#’ G#’ A’
B C#’ Eb’ E’ F#’ G#’ Bb’ B’
Tabel 1. Tuts putih major scale

1 2 3 4 5 6 7 1′
C# Db F F# G# Bb C’ C#’
Eb F G G# Bb C’ D’ Eb#’
F# G# Bb B C#’ Eb#’ F’ F#’
G# Bb C C#’ Eb’ F’ G’ G’#
Bb C’ D’ Eb’ F’ G’ A’ Bb’
tabel 2. tuts hitam major scale

Usahakan untuk menghafal posisi tiap tuts berdasarkan nada dasarnya, ini akan sangat memudahkan Anda untuk lebih cepat mengerti pelajaran berikutnya.

Minor Scale

Setiap major scale punya sebuah relative minor. Relative minor dari C major adalah A minor. A adalah nada ke-6 dari C major scale, maka dalam relative minor scale selalu dimulai dari nada ke-6 dari Major scalenya. Perhatikan tabel 3 berikut:

Derajat: 1 2 3 4 5 6 7 1′
C major scale C D E F G A B C
Derajat diubah posisinya: ‘6 ‘7 1 2 3 4 5 6
A minor Scale ‘A ‘B C D E F G A

Tabel 3. Major dan Minor Scale
Bagaimana dengan not yang lain? Semua sama tentu dengan mengikuti aturan di atas. Coba Anda cari dan cocokkan dengan tabel 4 dan tabel 5 berikut:

‘6 ‘7 1 2 3 4 5 6
‘A ‘B C D E F G A
‘B C# D E F# G A B
C D Eb F G G# Bb C’
D E F G A Bb C’ D’
E F# G A B C’ D’ E’
F G G# Bb C’ C#’ Eb’ F’
G A Bb C’ D’ Eb’ F’ G’
Tabel 4. Tuts Putih minor scale

6 7 1′ 2′ 3′ 4′ 5′ 6′
C# Eb E F# G# A B C#’
Eb F F# G# Bb B C#’ Eb’
F# G# A B C#’ D’ E’ F#’
G# Bb B C#’ Eb’ E’ F#’ G#’
Bb C’ C#’ Eb’ F’ F#’ G#’ Bb’
Tabel 5. Tuts hitam minor Scale
Minor scales mempunyai tiga macam varian, yaitu:

1. Natural Minor, dimulai dengan nada ke-6 atau A, menjadi A-B-C-D-E-F-G-A. Scale ini cukup umum dan sering dipakai untuk lagu-lagu pop, rock, country.  

gambar 2.

Gambar 2. A Natural Minor scale

2. Harmonic Minor, sama dengan natural minor, hanya nada ke-7 dinaikkan semitone menjadi A-B-C-D-E-F-G#-A. Scale ini biasanya digunakan pada lagu-lagu latin, jazz dan tradisional.
 
Gambar 3. A harmonic minor scale

3. Melodic Minor, sama dengan natural minor, hanya nada ke-6 dan ke-7 dinaikkan semitone menjadi A-B-C-D-E-F#-G#-A dan dinaturalkan menjadi A-G-F-E-D-C-B-A ketika kembali dari atas ke ke bawah. Untuk mendengar bunyinya, silahkan klik gambar 4. 


Gambar 4. a melodic minor scale

Pentatonic Scale
  1. Major Pentatonic Scale, scale yang mengandung lima not yang sama dengan major scale. Nada ke-4 dan ke-7 dihapus dan menjadi C-D-E-G-A-C. 

Gambar 5. A major pentatonic scale
  1. Minor Pentatonic Scale, scale yang mengandung lima not yang sama dengan natural minor scale, tapi nada ke-2 dan ke-6 dihapus menjadi A-C-D-E-G-A. 

gambar 6. A minor pentatonic scale
Kedua scale ini sering dipakai dalam lagu-lagu pop, kanton, jazz, dll.

Blues Scale
Scale yang mengandung enam nada yang sama dengan minor pentatonic scale, tapi ditambahkan dengan # dari nada ke-5 menjadi A-C-D-#D-E-G-A. 


gambar 7. A Blues scale

Mode

Mode adalah bagaimana cara seseorang musisi berpakaian waktu naik ke pentas, sehingga seorang pemain musik juga harus mengikuti trend mode saat ini…oh sorry, itu sih fashion mode, he…he… sedikit intermezzo biar tidak terlalu tegang belajarnya.

Mode ini dulu digunakan oleh gereja mula-mula untuk membentuk Gregorian chant, Anglican chant, dan Plainsong. Sebenarnya hanya ada empat saja: Dorian, Phrygian, Lydian dan Mixolydian. Kemudian dikembangkan menjadi dua belas dan dalam era musik modern turun lagi menjadi tujuh dan dipakai sampai sekarang.

Welsh dan Irish music sering menggunakan Harmonic minor. Dalam salah satu kumpulan lagu di Perancis terdapat 8 lagu major, 8 Aeolian, 3 Phrygian, 2 Dorian. Di Spanyol yang paling sering digunakan adalah Phrygian, khususnya di Castile and Andalusia. 

Di Galicia (daerah Celtic) lebih bervariasi, ada Dorian, Phrygian, Mixolydian, dan Aeolian, semua digunakan baik dalam bentuk authentic dan plagal. Di Italia sering menggunakan Lydian dan Phrygian. Di Honggaria mode dorian and phrygian yang populer. Di Russia banyak menggunakan Phrygian, Dorian, Major dan Aeolian.

Ok, untuk mengerti apa itu Mode, coba Anda berpikir demikian: C major scale mempunyai tujuh not yang berbeda 1-7 atau do-si, yaitu C, D, E, F, G, A, B, dan kita dapat memainkan scale mulai dari tiap not di atas. Ini berarti ada tujuh C major scale yang ‘berbeda’. Dari situlah muncul mode, lihat daftarnya pada tabel 6.

Ionian C D E F G A B C’
Dorian D E F G A B C’ D’
Phyrigian E F G A B C’ D’ E’
Lydian F G A B C’ D’ E’ F’
Mixolydian G A B C’ D’ E’ F’ G’
Aeolian A B C’ D’ E’ F’ G’ A’
Locrian B C’ D’ E’ F’ G’ A’ B’
Tabel 6. Mode pada C major Scale Harmony

Kolom 2 pada tabel 6 adalah C major scale. Dalam konteks ini, Ionian = C majors Scale dan Aeolian = A natural minor scale. Pemakaian mode ini bisa meluas lagi, karena selain dalam C major scale, dapat pula dicari pada major scale yang lain, misalnya C Dorian, C Phyrigian, G Lydian dst. Untuk diingat, setiap not mempunyai 7 Mode.

Kemudian yang kedua adalah Minor Scale Harmony, sama dengan major scale tapi mode ini berdasarkan C melodic minor scale (bukan natural minor atau harmonic minor). Scale ini sering digunakan dalam improvisasi jazz. Akan saya bahas dalam kesempatan mendatang.

Minor-Major C D Eb F G A B C’
Susb9 D Eb F G A B C’ D’
Lydian Augmented Eb F G A B C’ D’ Eb’
Lydian Dominant F G A B C’ D’ Eb’ F’
Rarely played G A B C’ D’ Eb’ F’ G’
Half-Diminished A B C’ D’ Eb’ F’ G’ A’
Altered B C’ D’ Eb’ F’ G’ A’ B’
Tabel 7. Melodic Minor Scale Harmony

Diminished Scale

Ada dua model diminshed scale, yaitu:
1. Semitones-Wholetones, scale ini dimulai dari root, semitone-wholetone-semitone-… sampai ke root pada octav berikutnya.


gambar 8. C Semi-Woletone scale

2. Wholetones-Semitones, scale ini dimulai dari root, wholetone-semitone-wholetone-… bergantian sampai ke root pada octav berikutnya.


gambar 9. C whole-semitones Scale

Whole Tone Scale

Dalam scale ini setiap not berjarak whole tone (satu not)


gambar 10.C Whole-tone scale

Diminshed dan Whole-tone scale juga sering dipakai dalam improvisasi jazz. 
Pada dasarnya penggunaan mode dan scale adalah untuk teknik memainkan satu pola melodi pada chord tertentu. Mungkin Anda sering mendengar ada percakapan di antara pemain musik “Mainkan C pentatonic pada F major7”, “Improv pake D dorian saja”, “untuk improv di E altered gunakan saja F melodic minor”, dan sebagainya. 

Kita akan lebih mudah berimprovisasi dengan memikirkan scale daripada chords, itu salah satu rahasia improvisasi. Jadi fungsi utama mode/ scale adalah mengetahui pola melodi apa yang harus Anda mainkan pada chord tertentu.

Pembahasan scale dan mode cukup mendalam, saya akan bahas sebagian lagi pada pembahasan chords. Bagian ini hanya untuk perkenalan saja.

Triads 

Mungkin Anda sudah tidak sabar untuk belajar tentang chords, tapi sekali lagi pastikan, bahasa jawanya .. ‘meik sur’ kalau Anda sudah mengerti tentang scale dan interval dan tentunya bagian ini. Saya tidak katakan Anda harus hafal tentang scale dan interval, tapi Anda perlu mengerti tentang keduanya.

Dalam bagian ini Anda akan diperkenalkan dengan:
  • Triads
  • Triads in Action
  • Triads ke Chords
Sebelum masuk dalam chord, kita harus mengerti tentang Triad, karena chords berasal dari Triad. Triad disusun dari tiga not yang disusun dalam interval 3rd, baik major 3rd maupun minor 3rd. Triad adalah bentuk chord yang paling dasar.

Triad terdiri dari tiga not yaitu root note (not pertama), inner note (not ke-2), dan outer note (not ke-3). Untuk membentukannya digunakan aturan berikut:
  1. Tentukan root notnya (not pertamanya)
  2. Tentukan inner not (not kedua) dengan menghitung interval. Intervalnya hanya 2 macam yaitu major atau minor 3rd.
  3. Setelah inner not ketemu, dari inner notnya tentukan not ke-3 atau outer notenya berdasarkan interval major atau minor 3rd. – Istilah’ ROOT’ menunjukkan not pokoknya, dimana penulisannya pada urutan ke-1 –
Istilah ‘Inner’ menunjukkan not tersebut berada di bagian dalam (tengah) dari triad, di mana penulisannya pada urutan ke-2 –
– Istilah ‘Outer’ menunjukkan not tersebut berada di bagian terluar dari triad, di mana penulisannya pada urutan ke-3

Ada 4 macam triads:

1. Major Triad
Pembentukkan major triad adalah dengan rumus: Root->Major 3rd->Minor 3rd
Misalkan rootnya C, maka major triadnya menjadi C(root)-E(inner, major 3rd dari C)-G(outer, minor 3rd dari E).

Seperti yang telah saya jelaskan, untuk outer not intervalnya dihitung dari inner not bukan rootnya.


gambar 1. Major Triad

2. Minor Triad
Rumus: Root->Minor 3rd ->Major 3rd.
Misalkan rootnya C, maka minor triadnya menjadi C-Eb-G. Interval dari C->Eb adalah minor 3rd dan dari Eb->G intervalnya adalah Major 3rd.


Gambar 2.Minor Triad

3. Diminished Triad
Rumus: Root->Minor 3rd ->Minor 3rd
Misalkan rootnya C, maka diminished triadnya menjadi C-Eb-F# dimana interval dari C->Eb adalah minor 3rd dan interval dari Eb#->F# adalah minor 3rd.


Gambar 3. Diminished Triad

4. Augmented Triad
Rumus: Root->Major 3rd ->Major 3rd
Misalnya rootnya C, maka aug. triadnya menjadi C-E-G# dimana interval dari C->E adalah major 3rd dan interval dari E->G# adalah major 3rd


gambar 4. Augmented Triad

Major, Minor, Diminshed dan Augmented sering disebut dengan kualitas Triad
Triad dibentuk dari 3 not dengan kombinasi antara major dan minor 3rd yang dibunyikan secara bersamaan
Sekarang tugas Anda coba cari triad dari root selain C. Dari 12 not yang ada dapat dihasilkan 48 macam triads.

Triad In Action

Mungkin Anda bertanya, empat kombinasi triad akan dipakai untuk apa?
Ok, pertanyaan bagus. Sekarang kita mau main-main dengan si triad ini, biar agak seru dikit, tema filmnya “Triad In Action”

Seperti sudah saya jelaskan di atas, bahwa triad adalah kombinasi dari major dan minor 3rd. Sekarang kita akan aplikasikan triad ke dalam C major scale, mulai dari nada pertama sampai ke-7, semua ditriadkan. Karena semua triad dari C major scale harus dalam C major scale, atau kalau dalam piano, hanya not putih yang ditekan, tidak boleh ada nada hitamnya.

Maka kita harus mencari kombinasi major minor yang cocok sehingga tidak ada not yang diluar C major scale alias tidak ada nada hitam yang ditekan pada triad yang terbentuk.
C major scale adalah: C-D-E-F-G-A-B-C’

Kita mulai dari nada ke-1 (C)
Kalau kita menggunakan kombinasi major-minor, maka akan dihasilkan triad C-E-G, semua notnya ada dalam C major scale. Saya coba gunakan kombinasi minor-minor, hasilnya C-Eb-F#.

Tidak masuk, karena Eb dan F# tidak berada dalam C major scale, begitu pula dua kombinasi yang lain (major-major dan minor-major). Kesimpulannya untuk nada ke-1 (C) kita harus menggunakan triad major-minor agar semua not terletak pada C major scale.

Nada ke-2 (D), seperti nada ke-1 kita coba pake kombinasi major-minor. D dengan interval major 3rd akan menghasilkan F#, F# dengan interval minor akan menghasilkan A, alias D-F#-A, tidak memenuhi syarat, karena tidak boleh ada not di luar C major scale, sedangkan F# bukan dalam C major scale.

Kalau begitu kita coba kombinasi minor-major. D dengan interval minor 3rd akan menghasilkan F, F dengan kombinasi major 3rd akan menghasilkan A, alias D-F-A, tepat! Semua not dalam triad termasuk dalam C major scale.

Begitu seterusnya sampai nada ke-7 (B). Untuk diperhatikan, jikalau Anda sudah menemukan kombinasi yang cocok, Anda tidak perlu lanjutkan ke kombinasi triad yang lain, karena hanya ada satu kombinasi yang tepat, tidak mungkin lebih dari satu.

Lengkapnya perhatikan tabel 1 berikut:
ROOT TRIAD Kombinasi Triad (3rd) KUALITAS TRIAD
C C-e-g major-minor MAJOR
D D-f-a minor-major MINOR
E E-g-b minor-major MINOR
F F-a-c’ major-minor MAJOR
G G-b-d’ major-minor MAJOR
A A-c’-e’ minor-major MINOR
B B-d’-f’ minor-minor DIMINISHED
Tabel 1. Triad C major Scales

Kolom ‘Root’ menunjukkan C major scale, kemudian kolom ‘triad’ menunjukkan hasil dari triad yang cocok. Kolom ‘kombinasi triad (3rd)’ adalah kombinasi yang tepat juga untuk menghasilkan triad, sedangkan kolom ‘kualitas triad’ menunjukkan kualitas dari triad. Jangan kacaukan antara kombinasi dan kualitas Triad.
Gambar 5 menunjukkan bagaimana tabel Triad C Major Scales diaplikasikan ke dalam tuts piano. 


gambar 5. Triads pada C Major Scale

Triad Inversion
Model triad yang telah kita pelajari adalah Root-Inner-Outer, sekarang misalnya saya ubah posisinya, tapi tetap pada not-not tersebut (Root, Inner, Outer). 

Misalnya: major triad dalam C adalah C-E-G, saya ubah posisinya menjadi E-G-C’ kemudian G-C’-E’, itulah yang disebut Inversi. E-G-C’ adalah inversi pertama, G-C’-E’ adalah inversi kedua. Perhatikan gambar 6 s/d 8.


Gambar 6. Posisi dasar


Gambar 7. Inversi pertama


Gambar 8. Inversi kedua

Semua jenis triad dimanapun posisinya dapat diinversi sebanyak dua kali. Coba Anda cari variasi triad pada root yang lain dan tentukan inversi pertama dan kedua.

Rangkuman
  • Kita telah belajar tentang scale, yaitu kumpulan dari beberapa not yang disusun dalam pola sedemikian rupa.
  • Dari scale kita mengenal apa itu interval dan macam-macamnya.
  • Lewat interval kita melihat bagaimana interval major or minor 3rd diterapkan dalam 3 not sehingga membentuk triads.
  • Lewat triads kita aplikasikan ke dalam major scale.
Anda bisa lihat pada rangkuman di atas tampak satu sama lain berhubungan erat satu sama lain. Memahami empat rangkuman tersebut dapat membawa kita lebih jauh lagi ke sebuah topik yang mungkin Anda sudah tunggu-tunggu, yaitu Chords.

Chords

Tanpa terasa (atau malah terasa sekali … pusing:) kita telah sampai kepada pembahasan tentang Chords. 

Untuk ‘kenyamanan’ Anda, pastikan Anda telah mengerti tentang scales, intervals dan triads.
Dalam bagian ini kita akan membahas beberapa pokok penting berkaitan dengan chords, antara lain:
  • Triads ke Chords, pengertian Chords
  • Penamaan Chords
  • Chord Inversion
Pembahasan akan chords bisa sangat panjang dan mendalam, tapi dalam lesson ini saya berusaha untuk memberikan secara singkat padat dan sejelas mungkin. Pembahasan chord terbagi pada beberapa halaman.

Triads ke Chords
Pertanyaan utama yang perlu dijawab, “Kapan Triads akan menjadi chords”?

ROOT TRIAD Kombinasi Triad (3rd) KUALITAS TRIAD
C C-e-g major-minor MAJOR
D D-f-a minor-major MINOR
E E-g-b minor-major MINOR
F F-a-c’ major-minor MAJOR
G G-b-d’ major-minor MAJOR
A A-c’-e’ minor-major MINOR
B B-d’-f’ minor-minor DIMINISHED
tabel 1. C major scales

Perhatikan tabel 1. Saya akan gabungkan antara kolom ‘Root’ dan ‘Kualitas’, maka akan menjadi :
C Major – D Minor – E Minor – F Major – G Major- A Minor- B Diminshed

Penggabungan inilah yang disebut Chords.
Chords = One Triad's root combine with one Triads's quality.

Perlu diingat bahwa C tidak selalu berpasangan dengan ‘major’ atau B dengan ‘diminished’. Semua bisa bervariasi, tergantung rootnya apa. Tetapi saat ini kita dalam konteks C major scale. 

Tapi kalau Anda tanya apakah dalam C major scale susunannya sudah baku seperti itu, jawabannya “ya”.

Pada perkembangannya, kata ‘major’ biasanya tidak dituliskan, sehingga ‘C major’ cukup ditulis ‘C’ saja, sedangkan triad yang lain tetap ditulis, C minor, C diminished, C Augmented, dan biasanya disingkat Cm, Cdim, dan Caug.

Penamaan Chords

Mungkin Anda sering menjumpai chord Adim, atau Dmin7 atau C13, mengapa bisa begitu? Atau teman Anda tanya, kok ini bisa ada angka 7, 11 atau 13?

Hampir semua penjelasan saya didasarkan pada C major scale. Pertanyaannya, “Apakah dapat diaplikasikan ke not yang lain”? Tentu saja bisa dan dijamin tidak fals, asal mengikuti aturan yang benar.

Tabel berikut adalah C Major Scale yang diperpanjang lebih dari satu oktav, menjadi:
C D E F G A B C’ D’ E’ F’ G’ A’ B’
1 2 3 4 5 6 7 1′ 2′ 3′ 4′ 5′ 6′ 7′
tabel 2. C major scale

Saya akan mengganti angka-angkanya menjadi:
C D E F G A B C’ D’ E’ F’ G’ A’ B’
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Tabel 3. C major scale panjang

Dalam konteks Chord, maka akan digunakan interval 3rd, baik major minor.
Seperti pada pembahasan triad lalu, kita cocokkan apakah major atau minor 3rd yang akan sesuai dengan C major scale. Mulai dari root ke kanan sebanyak 3rd, sampai angka terakhir, hasilnya yang cocok saya tandai dengan warna merah, menjadi:

C D E F G A B C’ D’ E’ F’ G’ A’ B’
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
tabel 4. C major scale ‘Red’

Mungkin muncul pertanyaan dari Anda? Kenapa bukan 10?
Maka kita harus melihat satu angka disebelah kiri 10 yaitu 9. 

Kalau kita hitung dari angka 9, maka untuk mendapat interval 3rd yang sesuai di C major scale, kita akan menggunakan minor 3rd dan hasilnya adalah 11 atau F’, kalau kita menggunakan major 3rd, hasilnya adalah 11.5 atau F#. F# bukan termasuk dalam C major scale.
Kenapa bukan 12? Coba Anda jawab sendiri.

Chord Inversion

Sebagaimana konsep triad inversion, chord inversion tidak jauh beda, hanya saja karena telah disebut chord, maka ada kemungkinan lebih dari 3 not. Misalnya saya akan inversi Cmaj7:

Posisi dasar adalah C-E-G-B:
36
Gambar 1. Posisi dasar

Kemudian C dipindahkan menjadi outer note, menjadi E-G-B-C’:
37
Gambar 2. Inversi I

Kemudian E dipindahkan menjadi outer note, menjadi G-B-C’-E’:
38
Gambar 3. Inversi II

Kemudian G dipindahkan menjadi outer note, menjadi B-C’-E’-G’:
39
Gambar 4. Inversi III

Inversi II biasanya memberikan output dengan tekanan paling kuat (‘tekanan’ sering diistilahkan dengan kata ‘tension’) dibanding inversi I atau III. Kita akan lihat hal ini dalam pembahasan progresif chords.

Kita akan membahas angka-angka yang berwarna merah yaitu 7, 9, 11, 13, sedangkan 1, 3, 5 sudah di bahas dalam triads. Berdasarkan angka-angka tersebut kita dapat menentukan nama dari sebuah chord. 

Tapi sebelum membahasnya, kita harus mengerti dulu akan tiga topik penting yaitu angka romawi, slash chord dan chord progression. Karena dalam pembahasan chord akan sering di pakai istilah-istilah di atas.

Seventh Chords (7th)

Sebuah 7 dapat ditambahkan pada triad (1-3-5) dan membentuk 4 not yang disebut seventh chord. Ada beberapa macam seventh chords, yaitu:

Major 7th

Penulisan Major 7th biasanya disingkat MAJ7 atau lengkapnya Cmaj7. Dalam dunia jazz, penulisan C saja sudah dianggap major 7th. Ada beberapa buku musik menggunakan lambang CM7, tapi saya menggunakan Cmaj7.

Major 7th dibentuk dari sebuah major triad dan satu not yaitu interval major 7th dari root, atau berjarak major 3rd dari outer note pada major triad.

40
gambar 1. C major 7th

Pada gambar 1, titik hitam (root), biru (inner) dan merah (outer) adalah major triad dan merupakan chord C major. Sedangkan hijau adalah not ke-7 (B), yang mempunyai interval major 7th dari root (C, dot hitam), interval ditunjukkan dengan garis coklat. 

Atau antara outer note (dot merah) dan not 7 (dot hijau) berjarak major 3rd, ditunjukkan dengan garis biru. Penjelasan ini menerangkan kalimat italic di atas. Sebelum melanjutkan ke model seventh chord yang lain, pahami dulu penjelasan di atas.

Penggunaan chord ini dapat menjadi alternatif yang sangat baik untuk permainan musik kita, khususnya kalau style Anda jazz. Hanya saja Anda harus waspada dalam penggunaannya, agar tidak menghasilkan suara yang kurang pas.

Tips yang perlu diperhatikan dalam penggunaan major 7: Jika Anda memainkan Imaj7, maka hindari melodi pada nada 4 (fa), khususnya jika fa menjadi nada terakhir dalam suatu susunan melodi, karena akan menimbulkan nada yang rasanya kurang pas atau biasa disebut ‘disonant’. 

Nada 4 digunakan hanya sebagai jembatan ke nada lain, jangan sebagai nada pokok atau nada terakhir. Jembatan yang saya maksudkan adalah pengantara dari nada satu ke nada lain, jadi dimainkan secara cepat atau short note, nada pokok maksudnya adalah nada-nada utama yang biasa dibunyikan agak lama, long note. 

Dalam major 7 nada-4 sering disebut dengan avoid note. Bagaimana jika melodinya memang harus ke 4? Pada prakteknya Anda akan mengubah chord Anda. Karena sebuah lagu tidak selalu bertumpu pada satu chord saja, tapi ada perubahan-perubahan (progresif chord).

Dengarkan contoh ini, pada bagian musik pertama, tidak ada nada 4, bagian kedua mengandung nada 4. Semua dalam progresif I-IV.

Dominant 7th

Penulisan dominant 7th biasa disingkat menjadi C7 saja.
Chord ini dibentuk dari sebuah major triad dan satu not dengan interval minor 7th atau berjarak minor 3rd dari outer note pada major triad. Penggunaannya biasanya dari dominant ke tonic.

41
Gambar 2. C dominant 7th

Saya akan mencontohkan penggunaannya dalam progresif II-V-I, dimana II adalah Dmin7, V adalah G7 dan I adalah Cmaj7.

Dominant 7 adalah satu-satunya chord yang dapat di altered. Pengertian altered di sini adalah menaikkan dan menurunkan not-not tertentu. 

Not-not yang dimaksud adalah b9, #9, #11, b13. Saya lebih familiar menggunakan b5 dan #5 sebagai pengganti #11 dan b13, karena pada dasarnya sama. Kalau Anda belum mengerti hal ini, silahkan pelajari lagi tentang chord. 

Chord ini berasal dari jenis melodic minor scale yang ke-7 yaitu altered (B scale dimainkan dalam C melodic minor). Ada beberapa macam jenisnya:
2.1 7#5

Chord ini terdiri dari b7-1-3-5, pada prakteknya nada-1 dihilangkan. Chord ini cukup sering dipakai untuk menggantikan (substitute) dom7 biasa dan bunyinya sangat khas. Ingat baik-baik chord ini karena cukup sering digunakan. Pada gambar 3, dot merah adalah bas, dot hitam dan putih adalah chord.

42
gambar 3. C7#5

7b5 (7b5)
Chord ini terdiri dari b7-1-3-#4. Pada prakteknya nada 1 dihilangkan. Jangan tertukar dengan half diminshed. Chord ini juga cukup sering dipakai dalam lagu-lagu jazz.

43
gambar 4. C7b5

7b9#5
Chord ini terdiri dari b7-#1-3-#5.

44
gambar 5.C7b9#5

Kombinasi 7#9 & 7b9#5 (first inversion)
Ini adalah kombinasi chord yang saya sering gunakan pada dominant. Perhatikan gambar 6, titik merah adalah bass, sedangkan titik hitam, putih dan kuning adalah chord. 

Mainkan chord dengan bass-titik hitam-dua titik kuning (kombinasi I, chord 7#9), kemudian bass-titik hitam-dua titik putih (kombinasi II, chord 7b9#5).

Saya contohkan dalam progresif minor II-V-I. II adalah halfdim7, V adalah kombinasi I dan II, I adalah Cmin9 atau Cmin7 atau Cminmaj7.

45
gambar 6. Kombinasi dominant

Dalam prakteknya, chord-chord ini biasa disebut dengan Calt atau ada musisi yang menambahkan ‘7’ menjadi C7alt. Contoh-contoh dapat Anda dengarkan dalam pembahasan chords lainnya.

Minor 7th

Penulisan minor 7th biasa disingkat menjadi Cm7
Chord ini dibentuk dari sebuah minor triad dan satu not dengan interval minor 7th (berjarak minor 3rd dari outer note pada minor triad)

46
gambar 3. C minor 7th

Saya akan mendemokan minor7 ini dalam progresif II-V, dimana II adalah Dmin7 dan V adalah G7. Klik sini.

Minor Major 7th

Chord ini dibentuk dari sebuah minor triad dan satu not dengan interval major 7th (berjarak major 3rd dari outer note pada minor triad).

47
gambar 4. c Minor Major 7th

Chord ini sering dipakai dalam lagu-lagu jazz dan mempunyai sound yang khas, saya contohkan dalam arrangemen ini. Chordnya sebagai berikut: (Cm-Cminmaj7-Cmin7) on C-F7-G#/Bes-G#7-G7alt (#5)

Half Diminished 7th

Half diminished biasa ditulis Cm7b5
Chord ini dibentuk dari sebuah diminshed triad dan satu not dengan interval major 7th (berjarak major 3rd dari outer note pada diminshed triad)

48
gambar 5. C Half Diminshed 7th

Chord ini biasanya pada II dalam II-V-I progression. Dimana II adalah Dm7b5, V berupa Galt & I berupa Cmin7 atau Cminmaj7. Dengarkan contoh 2.4

Diminshed 7th

Chord ini dibentuk dari sebuah diminshed triad dan satu not dengan interval minor 3rd dari outer note. Dalam beberapa buku teori musik not ke-6 (A) adalah minor 7th dengan b (flat) atau sering ditulis ‘bb7’ (double flat). Penulisannya disingkat menjadi C°7. Chord ini lebih sering digunakan dalam musik-musik klasik.

49
gambar 6. c diminshed 7th

Augmented Dominant 7th

Chord ini dibentuk dari sebuah minor triad dan satu not dengan interval minor 7th. Penulisannya C+7

50
gambar 7 . c Aug Dom 7th


Karena chord 7 adalah salah satu chord utama yang sering dipakai, maka sebisa mungkin Anda menguasi chord ini. Chord lain yang akan kita bahas berikutnya adalah chord 9.

Chords 9

Sebuah 9 (atau = 2) dapat ditambahkan pada triad (1-3-5) atau seventh chord dan membentuk ninth chord. Penulisannya saya tuliskan dalam kunci C. Ada beberapa macam ninth chords, yaitu:

Major 9th (Cmaj9)
Chord ini dibentuk dari sebuah major7 dan sebuah 9.


gambar 1. C Major9

Kadang chord ini dipakai untuk menggantikan maj7, khususnya jikalau lagu diakhir dengan nada 2. Saya contohkan penggunaan maj9 pada progresif I-VIIb-IV-V, I & VIIb menggunakan major9, sedangkan IV & 5 menggunakan 11.

9 (C9)
Chord ini dibentuk dari dominant7 dan sebuah 9.


gambar 2. c9

Chord ini sering dipakai pada II dalam progresif I-VI-II-V-I. I adalah Cmaj7, VI adalah A7b5, II adalah D9, V adalah G7. Saya contohkan dalam progresif II-V, dimana II adalah Dmin7 dan V adalah V9..

Minor 9th (Cmin9)
Chord ini dibentuk dari minor7 dan sebuah 9 


gambar 3. c minor9

Selain posisi dasar, saya sering menggunakan inversi dari minor9 ini.

Gambar 4. Cmin9 with bass (dot merah)


gambar 4. Cmin9 inversion

Saya mencontohkan minor9 dalam progresif II-V-III-VI. II adalah min9, V adalah G7, III adalah Emin9, VI adalah A7#5.

Add 9 (Cadd9) atau Add 2 (Cadd2)
Chord ini dibentuk dari sebuah major dan sebuah 9, sering juga disebut add2, karena pada prinsipnya 2 dan 9 adalah not yang sama, hanya beda octav. Kapan menggunakan 2 dan kapan menggunakan 9? Itu tergantung dari lagu yang Anda mainkan. 


gambar 4. C Add9

Pada prakteknya 9 diturunkan satu octav, menjadi Add2:

gambar 5. C Add2

Kita telah mempelajari dua chord penting, chord 7 dan 9, sekarang kita akan membahas tentang extended chord, yaitu chord 11 dan 13, sus dan 6.

Chords 11, 13, Sus dan 6

Eleventh Chords (11th)
Sebuah 11 (atau = 4) dapat ditambahkan pada seventh cord atau ninth chord dan membentuk eleventh chord. Ada dua macam eleventh chords, yaitu:

11 (C11)
Chord ini dibentuk dari 9 dan 11.

51
gambar 1. C11

Dalam prakteknya, 3 (inner) pada triad tidak dimainkan, sedangkan 5 (outer) tergantung konteks. Chord ini sebenarnya adalah slash chord yaitu Bb/C.
Chord C11 biasanya digunakan sebagai jembatan dari dominant ke Tonic (dari V ke I). Saya contohkan dengan MIDI file dari C11 ke Fmaj7.

52
gambar 2. C11 alternatif

Minor 11th (Cmin11)
Chord ini dibentuk dari sebuah minor9 dan 11. Menggunakan chord progresif II-V-I dalam minor, saya mendemonstrasikan chord Cmin11 ini. Chord berputar pada Cmin11-Dmin11-G7#5.

53
gambar 3. Cmin11

Gambar 4 adalah alternatif lain untuk minor 11 dengan 5 dan 2 pada triad dihilangkan. Chord ini juga mempunyai karakter yang khas, cocok untuk lagu-lagu funk. 

Chord ini adalah slash chord Bbsus4/C.
Silahkan dengarkan demo dari Cmin11 Alternatif. Dengan progresif chord minor I-IV, saya menggunakan suara clav untuk chord min 11 dengan variasi up-down half step pada chordnya. 

Bass juga mengisi melody menggunakan blues scale dan dorian scale. Untuk para drummer check out drum substitution (1/16) pada measure 20 (detik ke 40-44 pada winamp atau player lainnya).

54
gambar 4. Cmin11 alternatif

Thirteenth Chords (13th)

Sebuah 13 (atau = 6) dapat ditambahkan pada ninth chord atau eleventh chord dan membentuk thirteenth chord. Macamnya:

13 (C13)
Chord ini dibentuk dari sebuah 11 ditambah 13.

55
gambar 5. C13

Pada beberapa buku teori musik, gambar 6 yang sering disebut dengan C13, tetapi jika mengacu pada sistem penamaan chord, maka C13 yang benar adalah gambar 5.
Saya pribadi lebih sering menggunakan C9add13. 

Chord ini juga sering digunakan sebagai dominant ke tonic atau dari tonic ke subdominant. Pada contoh MIDI, saya menggunakan progresif I-VI-II-V, dimana I adalah major 7, VI adalah dominant7#5, II adalah minor 9 atau minor 11 dan V adalah 13. Contoh ini saya mainkan dalam middle-fast swing style. 

56
gambar 6. C9 add13

Untuk gitar, 13 adalah Root-b7-3′-13′, seperti gambar 6 dengan 9 dihilangkan.

13#9 (C13#9)
Chord ini dibentuk dari dominant7, sebuah #9 dan 13. Setahu saya chord ini jarang dipakai, yang lebih sering digunakan adalah 13b9.

57
gambar 7. C13#9


13b9 (C13b9)
Chord ini dibentuk dari dominant7, sebuah b9 dan 13. Fungsinya sebagai jembatan dari dominant ke tonic. Dominantnya V13b9 dan tonicnya major7. Saya contohkan dengan progresif II-V-I, dimana II adalah minor9, V13b9 dan I major7. Silahkan klik gambar 8.

58
Gambar 8. C13b9

Untuk chord 11 dan 13, inner dan outer note pada triad baik major maupun minor jarang digunakan, biasa hanya root sebagai bass saja. Kalaupun digunakan biasa dinaikkan satu octav.

Suspended Chords
Ada dua macam suspended yang digunakan dalam hal ini yaitu 2 dan 4. Dalam chord suspended, not 3 dihilangkan, tujuannya agar chord yang dihasilkan benar-benar terasa suspendnya (menggantung).

Sus2 (Csus2)
Dalam C, chord ini terdiri dari C-D-G atau 1-2-5. Chord ini termasuk power chord, karena dengan sus2 kita bisa memainkan kombinasi chord progresion dengan bass yang berbeda-beda (C, D, E, F, G, A, Bb, F#) dan semua ‘masuk’ dengan chord ini. 

Urutan running bassnya adalah C-A-G#-F-G-C-A-G#-G-D-E-F-Bb-A-D-E-Bb-G#-G-C, chord yang digunakan hanyalah Csus2. Juga dengan contoh permainan outside melodi. Silahkan klik gambar 9.
59
gambar 9. Csus2

Sus4 (Csus4)
Chord ini disusun dengan nada 1-4-5. Jika ditulis dalam root C adalah C-F-G. Chord ini biasanya diikuti dengan majornya (triad, 1-3-5). Saya demokan penggunaan sus4 dengan progresif I-VI-V-IV. Chord I dan VI menggunakan Csus4, V menggunakan Gsus4 dan IV menggunakan Fsus4.

60
gambar 10. Csus4


Sus2/4 (Csus2/4)
Chord ini terdiri dari 1-2-4-5 atau C-D-F-G pada C major scale. Silahkan klik gambar 11 untuk mendengar bunyinya. 

Dalam contoh tersebut saya mainkan mulai posisi dasar hingga incersi ketiga.
Saya sering menggunakan chord ini sebagai dominant menuju ke tonic. Keyboardist Hosana Integrity, 

Tom Brooks, sering menggunakan chord ini, khususnya inversi I-nya (gambar 12). Pada gambar 12 titik merah adalah bass dengan tangan kiri, sedangkan hitam adalah chord dengan tangan kanan. Klik gambar 12 untuk mendengar contoh penggunaannya. 

Contoh lagu dari Ron Kenoly “I See The Lord”, G7sus2/4 

61
gambar 11. Csus2/4

62
gambar 12. G7sus2/4

Chord 7sus2/4 sering saya gunakan sebagai dominant, dibandingkan menggunakan 7. Khususnya bila melodi akhirnya ada pada 2 atau 5, seperti pada gambar 12 pada C major scale. 

Kalau kita teliti, maka sebenarnya ada chord 11 didalamnya dan ditambah dengan 2 & 5. Bagi Anda pemain piano atau keyboard, gunakan chord ini sebagai V dalam progresif V-I, soundnya terasa lebih deep.

Sixth Chords (6th)

Chord ini dibentuk dengan menambahkan not ke-6 (6th) pada triad.
1. Major 6th (Cmaj6 atau disingkat C6)
Chord ini dibentuk dari sebuah major triad dan 6. 

Chord ini sering digunakan dalam irama samba, salsa, terkadang dalam progresif v7-I9-IV, dimana IV adalah major6. Saya demokan dalam irama samba dengan II-V-I progresion. II adalah minor7, V dom7 atau 9, I adalah major6.

63
gambar 13. Cmaj6

Minor 6th (Cmin6)
Chord ini dibentuk dari sebuah minor triad dan 6. Saya demokan dengan progresif II-V-I. II adalah Dhalfdim7, V adalah Gmin7b5 dan I adalah Cmin6

64
gambar 14. Cmin6

Rangkuman
  • Kita telah belajar tentang scale, yaitu kumpulan dari beberapa not yang disusun dalam pola sedemikian rupa.
  • Dari scale kita mengenal apa itu interval dan macam-macamnya.
  • Lewat interval kita melihat bagaimana interval major or minor 3rd diterapkan dalam 3 not sehingga membentuk triads.
  • Lewat triads kita aplikasikan ke dalam major scale dan membentuk chords.
  • Chords dapat diperluas dan dikembangkan lagi dengan 7, 9, 11, 13, 6 dan sus.

Roman Numerals Dan Transposing

Sebelum membahas extended chord (7,9,11,13), terlebih dahulu kita harus mengerti akan roman numerals (angka romawi). Hal ini juga akan berkaitan erat dengan chord progression. Saya juga sertakan tips untuk melakukan tranposing.

Dalam bagian ini Anda akan mempelajari:
  • Roman Numerals
  • Transposing

Roman Numerals

Ada beberapa alasan topik ini perlu dipelajari oleh para musisi, yaitu:
  • Roman Numerals banyak digunakkan dalam buku-buku teori musik, terutama untuk menyatakan bentuk-bentuk chord progression, misalnya: ii-V-I, vi-ii-V-I, dll.
  • Penggunaan Roman Numerals dapat melatih kita untuk mudah mengingat pergerakan chord, transposing, sehingga seorang pemusik tidak hanya terpaku pada satu chord tertentu.
Roman numerals berkaitan erat dengan triads. Dalam pelajaran triads kita mengingat bagaimana jika triad diaplikasikan dalam salah satu scale. 

Prinsip roman numerals hanya menggantikan chord dalam bentuk abjad dengan angka romawi dan dimulai dari Root seterusnya sampai not ke-7, 

Sebenarnya aturan penulisan roman numerals ada bermacam-macam, tapi untuk menyeragamkan penulisan khususnya berkenaan dengan penulisan chord pada bagian songs, saya menggunakan aturan berikut:
  1. Untuk chord major digunakan angka romawi besar. Misalnya dalam chord C: C=I; Cmaj7=Imaj7; F=IV; G#=V#; Bb=VIIb; G7=V7.
  2. Untuk chord minor digunakan angka romawi kecil. Misalnya dalam chord C: Dm=ii; Em7=iii7; Dm9=ii9.
  3. Untuk model chord yang lain (selain minor dan major) maka ditambahkan keterangan di belakangnya, sesuai dengan penulisan chordnya. Misalnya dalam chord C: Caug=Iaug; Gsus4=Vsus4. Technical name (Tonic, Supertonic, dstnya) juga sreing digunakan, misalnya dalam C major scale:
Dominant dari C major adalah G, Supertonic dari C major adalah Dm, dstnya. Jangan kacaukan istilah dominant (technical name) dengan dominant 7 pada chord nanti.

The Cycle of Fifths

Waktu Anda berputar berlawanan dengan arah jarum jam, pikirkan tiap not mewakili kunci (key). Klik gambar 3 untuk mendengarkan buyi mulai C hingga C (berlawanan arah jarum jam).

Penulisan Chord secara menurun dalam tiap kolom (gambar 2) mengikuti arah perputaran berlawanan jarum jam (gambar 3). Bandingkan juga posisi minor relativenya terhadap majornya. Gambar 3 sering dipakai sebagai acuan untuk menuliskan chord progression. 

Contoh lagu “Malam Kudus” dalam key C sebagai tonic atau C=Do

I (C)                                   ii(Dm)  V(G) I(C)           IV(F)                  I(C)
Malam Kudus Sunyi Senyap, Siapa   yang b’lum lelap, Ayahbunda yang tinggalah trus,
IV(F)                I(C)              V(G)                I(C)   V(G)               I(C)
Jaga Anak yang maha kudus, Anak dalam malaf,    Anak dalam malaf
Kalau misalnya ditulis dalam kunci D=do, maka kita tinggal menggantikannya saja sesuai dengan petunjuk gambar 2 dan 3 , menjadi:
I (D)                                   ii(Em)  V(A) I(D)           IV(G)                  I(D)
Malam Kudus Sunyi Senyap, Siapa   yang b’lum lelap, Ayahbunda yang tinggalah trus,
IV(G)                I(D)              V(A)                I(D)   V(A)               I(D)
Jaga Anak yang maha kudus, Anak dalam malaf,    Anak dalam malaf

Merubah nada dasar atau perubahan tonic sering disebut dengan Transpose. Hal ini akan sering kita temui dalam permainan musik dan kadang-kadang para musisi kebingungan menghadapi ini. 

Saya sering diminta untuk melakukan tranposing karena alasan terlalu tinggi atau rendah. Ini dapat kita maklumi, salah satu alasannya karena suara manusia agak berbeda di waktu pagi dan malam. Saya pikir semua musisi harus memiliki skill untuk melakukan tranpose ini.

Transpose

Isitlah tranpose ini mungkin cukup sering kita dengar. Beberapa keyboard menyertakan tool transpose untuk memudahkan pemain melakukan transpose sehingga tidak perlu main di chord-chord sulit, khususnya tuts-tuts ‘frighten’ atau sering disebut tuts hitam. 

Fitur ini di satu sisi memang memudahkan, tapi akan membuat Anda tidak terlatih untuk memainkan chord-chord sulit.
Saya sering memperhatikan banyak pemain yang tidak mau sulit-sulit untuk belajar main di chord ‘frighten’, hal ini memang disayangkan, semua yang instant memang cenderung memanjakan para user, tapi sebenarnya membodohi. 

Waktu pertama-tama belajar main keyboard, saya juga di’goda’ untuk memakai tranpose ini, tapi untungnya tahan godaan:). Beberapa rekan saya yang dulu sama-sama belajar keyboard dengan saya, sampai sekarang masih menggunakannya, padahal sudah sekian tahun bermain. 

Maka saya sarankan jauhi fitur ini, saya malah menggunakannya untuk tranpose dari chord mudah jadi chord sulit, misalnya lagu “Give Thanks”, biasanya dimainkan di chord G, saya malah tranpose ke F# atau G#, sambil berlatih bukan?

Ok, saya harap Anda tidak menggunakan fitur tranpsose untuk hal yang ‘negatif’. Sekarang kita lihat bagaimana cara melakukan tranpose yang ‘asli’:

Langkah I: Tentukan chord dasarnya/root chord nya/tonic (I) chord
Anda dapat melakukannya dengan melihat tanda kunci yang biasa dijelaskan pada penulisan partitur lagu. Kita ambil contoh lagu di atas, ada progresif chord (hal ini akan dibahas lebih lanjut) seperti ini:
C – Dm – G – C – F- C

Langkah II: Tuliskan semua chord lengkapnya (setelah kita tahu mana root chordnya)
Waktu Anda dapat mengidentifikasi kunci, tuliskan semua chord berdasarkan chord dasarnya beserta angka romawinya:
C – Dm – Em – F – G – Am – B°
I  –  ii   –  iii  – IV- V –  vi   – vii°

Langkah III: Tuliskan lagi progresif chordnya
Dengan menggunakan langkah II sebagai acuan, aplikasikan aturan romawi dalam progresif chord yang ada:
C – Dm – G –  F  – C
I  –  ii   –  V – IV – I

Langkah IV: Pilih chord baru dan tuliskan chordnya
Misalkan chord dasar kita menjadi A=do
A – Bm – C#m –  D – E – F#m – G#°
I  – ii    –   iii    – IV – V –   vi   – vii°

Langkah V: Transpose chord ke chord baru
Kunci dasar C major : C – Dm – G – C –  F – C
Romawi                   :  I –   ii   – V –  I – IV – I
Kunci dasar A major : A – Bm  – D – A –  D – A

Untuk diingat, penulisan minor, maj7, min7 dan yang lainnya tetap sama meskipun sudah di transpose, tetap mengacu pada angka romawinya.

Dengan menggunakan aturan angka romawi, maka akan melatih kita untuk belajar mengingat bagaimana posisi tiap chord terhadap root chordnya, sehingga ketika ada permintaan mendadak untuk menaikkan kunci dasar / root chordnya, Anda tidak akan kebingungan. Mungkin mula-mula Anda harus menghitung pelan-pelan, tapi lama-kelamaan akan terbiasa, as easy as one…two…three…:D

Posting Komentar untuk "Musik"