Pandangan Teologis Tentang Tritunggal

Pandangan teologis tentang Allah Tritunggal bahwa: “Allah yang Maha Esa itulah Allah Tritunggal yaitu Bapa Anak dan Roh Kudus, tiga pribadi di dalam satu”. Ini menunjukkan bahwa kekristenan percaya:
  • Allah itu Esa dalam hakekatnya. Alkitab menyatakan Allah itu Esa (Ul. 6:4, Mrk. 12:29, I Kor. 8:4). Kekristenan percaya akan monoteisme (percaya kepada satu Allah), bukan politeisme (percaya banyak ilah).
  • Allah itu memiliki 3 pribadi yang dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan. Ketiga pribadi itu sama kekal dan sederajat.
Kata “Tritunggal” memang tidak ada dalam Alkitab, namun konsep tentang Tritunggal itu
sangat Alkitabiah. Konsep ini tidak diciptakan oleh Bapa-bapa Gereja melainkan disaksikan
dengan jelas dalam Alkitab. Bapa-bapa Gereja hanyalah menerima dan mengakuinya. Tritunggal merupakan hakekat dan jati diri Allah yang sesungguhnya dari kekal hingga kekal. 
Bapa bukanlah Anak dan Roh Kudus. Anak bukanlah Bapa dan Roh Kudus dan Roh Kudus bukanlah Anak dan Bapa. Namun ketiganya adalah esa. 
Allah Tritunggal dalam Alkitab.
  • Dalam Perjanjian Lama ini dicatat antara lain dalam: - Kisah penciptaan (Kej. 1:1-3), hadirnya Allah, Roh Allah dan Firman-Nya.
  • Penampakan 3 malaikat kepada Abraham (Kej 18). Salah satunya adalah Allah yang menyatakan diri dalam rupa manusia, yaitu Theofani atau Kristofani.
  • Penglihatan Daniel tentang Anak Manusia dan Sang Lanjut Usia (Dan. 7:13). Dalam PB Yesus merujuk diri-Nya dengan sebutan Anak Manusia (Mat. 8:20, dll). 
Dalam Perjanjian Baru, misalnya dalam:
  • Peristiwa pembaptisan Yesus, Roh Kudus turun dan Allah Bapa berbicara (Mat. 3:16-17). - Yesus meminta kepada Bapa untuk mengirimkan Roh Kudus (Yoh. 14:16, 26).
  • Formula baptisan: dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus (Mat. 28:19). - Formula berkat rasuli: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2 Kor. 13:13). 
Walaupun Allah itu Esa, namun Alkitab mencatat tentang perbedaan pribadi dari ke Allahan itu, misalnya dalam:
  • Doa Bapa Kami. Yesus mengajarkan agar kita berdoa kepada Allah Bapa (Mat. 6:9). Yesus sendiri berdoa kepada Bapa (Mat. 26:36-46). Dalam relasi dengan Allah, Yesus selalu menyebut Allah sebagai Bapa dan diri-Nya sebagai Anak. Yesus tidak pernah menyebut diri￾Nya sebagai Bapa. Karenanya, menyebut Yesus sama dengan Bapa adalah bertentangan dengan Alkitab dan ajaran Yesus sendiri.
  • Pernyataan Yesus bahwa Ia dan Bapa adalah satu (Yoh. 10:30). Bapa dan Anak adalah dua pribadi berbeda namun juga adalah Allah yang esa. 
Kekeliruan pemahaman tentang Allah Tritunggal.
Allah tidak berubah. Dengan demikian Tritunggal adalah hakekat Allah yang permanen,
dari kekal hingga kekal. Bapa, Anak dan Roh Kudus juga tidak berjenjang tapi setara. Karena itu secara teologis kekristenan menolak ajaran bidat seperti:
  • Triteisme mengajarkan bahwa ada tiga Allah yang benar-benar terpisah satu dengan yang lain. Ini sebetulnya adalah salah satu bentuk politeisme. Tritunggal bukanlah Triteisme.
  • Subordinasionisme, seperti Arianisme. Pandangan ini menyatakan Anak lebih rendah dari Bapa. Arius mengatakan bahwa hanya Bapa yang kekal, sedangkan Yesus diperanakkan/ diciptakan oleh Allah Bapa pada suatu ketika, sehingga lebih rendah derajatnya daripada Bapa.
  • Modalisme, seperti Sabelianisme. Pandangan ini memahami Allah hanya satu pribadi (bukan tiga pribadi) dengan tiga moda/bentuk/manifestasi yang berbeda. Allah kadang muncul sebagai Bapa, kadang sebagai Anak, kadang sebagai Roh Kudus. Mereka percaya bahwa Allah Bapa juga menderita di atas kayu salib (disebut doktrin patripassianisme). Pandangan ini dipercaya oleh kelompok seperti: Oneness Pentacostalism atau Jesus Only.
Sikap Teologis
Secara teologis kekristenan menolak dengan tegas ajaran Triteisme, Subordinasionisme, Arianisme, Modalisme, Sabelianisme, termasuk Sabelianisme modern yang akhir-akhir ini sedang mencuat. Kekristenan berpegang teguh pada ajaran Alkitab yang mempercayai Allah adalah Allah Tritunggal, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus, tiga pribadi dari Allah yang Esa. 

Keputusan Tujuh Konsili Ekumenis yang diterima oleh semua Gereja di sepanjang zaman dan di seluruh dunia yang menegaskan doktrin Tritunggal adalah doktrin hakiki dan jati diri Kristen yang tidak dapat diubah. 

Posting Komentar untuk "Pandangan Teologis Tentang Tritunggal"