Mengendalikan Kemarahan

Cara Kendalikan Marah
Mengendalikan kemarahan

Kendalikan Marah

Manusia terdiri dari roh, jiwa dan tubuh dimana Tuhan ingin semua bagian dari manusia bertumbuh sehingga terjadi keseimbangan. Bagaimana kita memanage kemarahan kita menggambarkan pertumbuhan dari jiwa kita. Kita boleh marah tetapi janganlah kemarahan itu menjadi tabiat kita.

Tuhan Yesus juga pernah marah kepada para pedagang yang berjualan di bait Allah tetapi itu pun karena Tuhan Yesus membela keadaan sehingga sesuai dengan firman. Tuhan Yesus marah di saat memang harus marah tetapi Tuhan Yesus tidak membawa marahnya berkepanjangan.

Matius 4:5 mengatakan bahwa kita boleh marah tetapi kita harus tetap diam. Setiap kita pasti pernah merasakan bagaimana kita menyesal setelah marah, kita harus mau belajar mengelola kemarahan kita.

Definisi kemarahan adalah meningkatnya kondisi fisik dan emosi (adrenalin) untuk bersiap membela suatu keadaan dimana kita berkeinginan kuat untuk mendapatkan hal tersebut.

Kejadian 33:3 bercerita dimana Tuhan marah tetapi Tuhan mengelola kemarahanNya. Tuhan tidak mau mendatangi bangsa Israel supaya bangsa Israel tidak binasa karena kemarahan Tuhan. Kita boleh marah tetapi jangan sampai kemarahan kita menjadi dosa.

Respon pertama orang marah yaitu memalingkan wajah untuk sementara waktu baik secara mental maupun fisik. Di dalam marah ada hal yang harus dipikirkan, apakah marah kepada pelakunya ataukah marah kepada tindakannya. 

Jika ternyata marah kepada pelakunya kita harus berhati-hati, kalau tidak kita akan bisa membunuh orang dengan perkataan yang menyakitkan sehingga menimbulkan kepahitan dalam orang tersebut yang kemudian akan menjadi penyakit yang membunuh orang tersebut.

Janganlah kita menjadi bangga atas kemarahan kita. Kejadian 4:5-7 bercerita tentang Kain, dimana Kain terpengaruh dengan kemarahan yang ada dalam jiwanya sehingga Kain membunuh adiknya.

Marilah kita mengambil komitmen dimana jika kita mengalami marah mari kita menyelesaikan konflik yang ada sebelum matahari terbenam. Kedewasaan seseorang diukur dari kemampuan orang dalam mengendalikan emosinya. 

Jika kita marah janganlah kita menyimpan marah kita dalam hati. Kita harus mengasihi Tuhan dengan hati dan jiwa, jiwa meliputi emosi. Jadi apabila kita marah maka yang terjadi adalah segala sesuatu yang sudah kita bangun secara roh luar biasa bisa runtuh. 

Jika kita sudah terlibat pelayanan yang luar biasa tetapi ternyata kita gagal dalam keluarga karena terlalu sibuk pelayanan maka pelayanan kita yang luar biasa tadi adalah sia-sia. Keluarga adalah pelayanan yang utama, setelah keluarga baru pelayanan di luar. Keluarga harus di bawah naungan kerajaan.

Kapan seseorang mudah marah?

Seseorang mudah marah saat lelah, lapar, sakit, tertekan, pergantian hormon dan saat puasa. Bagaimana menjaga kesehatan emosional?

Belajar jujur dan terbuka tentang kemarahan kita. 
Yakobus 5:16 mengajak kita untuk saling mengaku dosa dan saling mendoakan sehingga kita saling dikuatkan. MArilah kita belajar jujur kepada orang terdekat kita.

Mematahkan dosa kutuk keturunan. 
Mungkin ada kutuk keturunan dari nenek moyang kita yang menyebabkan kita sering terlibat dengan emosi oleh karena itu kutuk keturunan itu harus dipatahkan dalam nama Tuhan Yesus. 

Kita dapat melihat kutuk keturunan dari Abraham yang pernah berbohong tentang istrinya (tidak mau mengakui bahwa Sara adalah istrinya) yang kemudian terjadi kembali pada Ishak (anak Abraham) dan setelah Ishak yaitu Yakub yang menjadi penipu.

Contoh yang lebih lagi yaitu Daud yang pernah mengalami perzinahan diikuti oleh anaknya Amnin, Absalom, Salomo, Rehabeam. Dimana semakin ke bawah keturunannya semakin parah dosanya. Marilah kita minta dilepaskan dari kutuk keterunan yang dari nenek moyang kita.

Menguduskan diri bagi keluarga. 
Marilah kita jadi orang pertama yang mengambil komitmen untuk menguduskan diri dalam keluarga sehingga seluruh keluarga kita menjadi kudus seluruhnya. 1 Tes 5:23 mengatakan bahwa Allah telah menguduskan kita seluruhnya. Kita harus menjaga tubuh jiwa dan roh kita.

Posting Komentar untuk "Mengendalikan Kemarahan"