Belajar Piano, Roman Numerals Dan Transposing

Roman Numerals Dan Transposing

Sebelum membahas extended chord (7,9,11,13), terlebih dahulu kita harus mengerti akan roman numerals (angka romawi). Hal ini juga akan berkaitan erat dengan chord progression. Saya juga sertakan tips untuk melakukan tranposing.
Dalam bagian ini Anda akan mempelajari:
– Roman Numerals
– Transposing

Roman Numerals 

Ada beberapa alasan topik ini perlu dipelajari oleh para musisi, yaitu:
Roman Numerals banyak digunakkan dalam buku-buku teori musik, terutama untuk menyatakan bentuk-bentuk chord progression, misalnya: ii-V-I, vi-ii-V-I, dll.
Penggunaan Roman Numerals dapat melatih kita untuk mudah mengingat pergerakan chord, transposing, sehingga seorang pemusik tidak hanya terpaku pada satu chord tertentu.

Roman numerals berkaitan erat dengan triads. Dalam pelajaran triads kita mengingat bagaimana jika triad diaplikasikan dalam salah satu scale. Prinsip roman numerals hanya menggantikan chord dalam bentuk abjad dengan angka romawi dan dimulai dari Root seterusnya sampai not ke-7, maka akan menjadi seperti gambar I.

Gambar 1. Roman Numerals on C major scale
Sebenarnya aturan penulisan roman numerals ada bermacam-macam, tapi untuk menyeragamkan penulisan khususnya berkenaan dengan penulisan chord pada bagian songs, saya menggunakan aturan berikut:
  • Untuk chord major digunakan angka romawi besar. Misalnya dalam chord C: C=I; Cmaj7=Imaj7; F=IV; G#=V#; Bb=VIIb; G7=V7.
  • Untuk chord minor digunakan angka romawi kecil. Misalnya dalam chord C: Dm=ii; Em7=iii7; Dm9=ii9.
  • Untuk model chord yang lain (selain minor dan major) maka ditambahkan keterangan di belakangnya, sesuai dengan penulisan chordnya. Misalnya dalam chord C: Caug=Iaug; Gsus4=Vsus4.
Technical name (Tonic, Supertonic, dstnya) juga sreing digunakan, misalnya dalam C major scale:
Dominant dari C major adalah G, Supertonic dari C major adalah Dm, dstnya. Jangan kacaukan istilah dominant (technical name) dengan dominant 7 pada chord nanti.

Gambar 2. Roman Numerals Chart
Gambar 2 menunjukkan bagaimana posisi setiap chord pada rootnya. Chord yang di dalam warna coklat adalah root atau chord utama. Sedangkan ke arah kanan adalah pergerakan chord dari I-vii. Gambar Chord di dalam lingkaran merah adalah sama (bunyinya) dan sering disebut enharmonic, hanya beda pemakaian tanda flat (b) dan sharp (#).

Gambar 3. The Cycle of Fifths
Perhatikan gambar 3. Ini adalah gambar The Cycle of Fifths. Gambar ini menunjukkan susunan dari 12 not dalam chromatic scale, setiap not berbeda 5 derajat dari not sebelumnya. Waktu Anda berputar berlawanan dengan arah jarum jam, pikirkan tiap not mewakili kunci (key). Klik gambar 3 untuk mendengarkan buyi mulai C hingga C (berlawanan arah jarum jam).

Penulisan Chord secara menurun dalam tiap kolom (gambar 2) mengikuti arah perputaran berlawanan jarum jam (gambar 3). Bandingkan juga posisi minor relativenya terhadap majornya. Gambar 3 sering dipakai sebagai acuan untuk menuliskan chord progression. Kegunaan gambar 3 akan lebih tampak pada pembahasan chord progression.
Saya contohkan lagu “Malam Kudus” dalam key C sebagai tonic atau C=Do

I (C) ii(Dm) V(G) I(C) IV(F) I(C)
Malam Kudus Sunyi Senyap, Siapa yang b’lum lelap, Ayahbunda yang tinggalah trus,

IV(F) I(C) V(G) I(C) V(G) I(C)
Jaga Anak yang maha kudus, Anak dalam malaf, Anak dalam malaf

Kalau misalnya ditulis dalam kunci D=do, maka kita tinggal menggantikannya saja sesuai dengan petunjuk gambar 2 dan 3 , menjadi:

I (D) ii(Em) V(A) I(D) IV(G) I(D)
Malam Kudus Sunyi Senyap, Siapa yang b’lum lelap, Ayahbunda yang tinggalah trus,

IV(G) I(D) V(A) I(D) V(A) I(D)
Jaga Anak yang maha kudus, Anak dalam malaf, Anak dalam malaf

Merubah nada dasar atau perubahan tonic sering disebut dengan TRANSPOSE. Hal ini akan sering kita temui dalam permainan musik dan kadang-kadang para musisi kebingungan menghadapi ini. Saya sering diminta untuk melakukan tranposing karena alasan terlalu tinggi atau rendah. Ini dapat kita maklumi, salah satu alasannya karena suara manusia agak berbeda di waktu pagi dan malam. Saya pikir semua musisi harus memiliki skill untuk melakukan tranpose ini.

Transpose

Isitlah tranpose ini mungkin cukup sering kita dengar. Beberapa keyboard menyertakan tool transpose untuk memudahkan pemain melakukan transpose sehingga tidak perlu main di chord-chord sulit, khususnya tuts-tuts ‘frighten’ atau sering disebut tuts hitam. Fitur ini di satu sisi memang memudahkan, tapi akan membuat Anda tidak terlatih untuk memainkan chord-chord sulit.

Saya sering memperhatikan banyak pemain yang tidak mau sulit-sulit untuk belajar main di chord ‘frighten’, hal ini memang disayangkan, semua yang instant memang cenderung memanjakan para user, tapi sebenarnya membodohi. Waktu pertama-tama belajar main keyboard, saya juga di’goda’ untuk memakai tranpose ini, tapi untungnya tahan godaan:). 

Beberapa rekan saya yang dulu sama-sama belajar keyboard dengan saya, sampai sekarang masih menggunakannya, padahal sudah sekian tahun bermain. Maka saya sarankan jauhi fitur ini, saya malah menggunakannya untuk tranpose dari chord mudah jadi chord sulit, misalnya lagu “Give Thanks”, biasanya dimainkan di chord G, saya malah tranpose ke F# atau G#, sambil berlatih bukan?
Ok, saya harap Anda tidak menggunakan fitur tranpsose untuk hal yang ‘negatif’. 

Sekarang kita lihat bagaimana cara melakukan tranpose yang ‘asli’:
Langkah I: Tentukan chord dasarnya/root chord nya/tonic (I) chordAnda dapat melakukannya dengan melihat tanda kunci yang biasa dijelaskan pada penulisan partitur lagu. Kita ambil contoh lagu di atas, ada progresif chord (hal ini akan dibahas lebih lanjut) seperti ini:

C – Dm – G – C – F- C
Langkah II: Tuliskan semua chord lengkapnya (setelah kita tahu mana root chordnya)

Waktu Anda dapat mengidentifikasi kunci, tuliskan semua chord berdasarkan chord dasarnya beserta angka romawinya:
C – Dm – Em – F – G – Am – B°
I – ii – iii – IV- V – vi – vii°

Langkah III: Tuliskan lagi progresif chordnyaDengan menggunakan langkah II sebagai acuan, aplikasikan aturan romawi dalam progresif chord yang ada:
C – Dm – G – F – C
I – ii – V – IV – I

Langkah IV: Pilih chord baru dan tuliskan chordnyaMisalkan chord dasar kita menjadi A=do
A – Bm – C#m – D – E – F#m – G#°
I – ii – iii – IV – V – vi – vii°

Langkah V: Transpose chord ke chord baruKunci dasar C major : C – Dm – G – C – F – C
Romawi : I – ii – V – I – IV – I
Kunci dasar A major : A – Bm – D – A – D – A

Untuk diingat, penulisan minor, maj7, min7 dan yang lainnya tetap sama meskipun sudah di transpose, tetap mengacu pada angka romawinya.

Dengan menggunakan aturan angka romawi, maka akan melatih kita untuk belajar mengingat bagaimana posisi tiap chord terhadap root chordnya, sehingga ketika ada permintaan mendadak untuk menaikkan kunci dasar / root chordnya, Anda tidak akan kebingungan. Mungkin mula-mula Anda harus menghitung pelan-pelan, tapi lama-kelamaan akan terbiasa, as easy as one…two…three…:D

Posting Komentar untuk "Belajar Piano, Roman Numerals Dan Transposing"