Mujizat Kesembuhan Anak Pegawai Istana, Yohanes 4:46-54
Kisah kesembuhan anak pegawai istana dalam Yohanes pasal 4, pada empat bulan yang pertama di tahun kedua awal pelayan-Nya, Yesus kembali ke Galilea. Pelayanan Yesus semakin meluas sampai wilayah Galilea. Dalam peristiwa di Kana memberikan ransangan kepada kaum Yahudi dan mereka semakin tertarik pada pelayan Yesus.
Peristiwa yang terjadi dalam pelayan tahun kedua ini adalah memberikan pengertian kepada pengikutnya untuk percaya. Tanda kedua mengambarkan percaya dan iman. Satu tantangan bagi seorang pegawai istana untuk berserah total dan percaya pada otoritas kuasa Yesus.
Runtutan pelayanan Yesus secara geografis menurut para penulis sinoptik berawal dari Galilea, berbalik ke Utara dengan pengakuan Petrus sebagai klimaks dan akhir transisi, pelayanan di Yudea dan Perea kemudian berakhir di Yerusalem. Namun dalam Injil Yohanes Yerusalemlah sebagai penekanan dalam misi Yesus tersebut.
Yerusalem (Betlehem) daerah Yudea sebagaimana diketahui bahwa merupakan daerah kelahiran Yesus. Orang-orangnya memiliki iman yang “mapan” dan sedang menantikan janji nubuatan Mesias yang hadir melalui tanda-tanda yang ajaib.
Kenyataan yang dihadapi tidak seperti yag diduga, karena didapati bahwa orang-orang Yerusalem menolak keberadaan Yesus dengan segala tanda ajaib yang dilakukanNya. Ada kesan bahwa Yerusalem merupakan wilayah penolakan.
Yerusalem mempunyai peranan teologis yang sangat penting dalam kedua perjanjian. Yerusalem sekaligus adalah tempat ketidaksetiaan dan pendurhakaan Yahudi, yang juga adalah tempat pilihan Allah dan hadirat-Nya, perlindungan dan kemuliaan-Nya. Sejarah mencatat bahwa pendurhakaan itu membangkitkan amarah ilahi dan hukuman.
Seperti yang diungkapkan Yesus (Yoh 4:44):“seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri”. Ungkapan ini merujuk pada Yudea (Betlehem) sebagai tempat lahirNya.
Dalam saat yang bersamaan orang-orang Galilea menyambutNya berdasarkan semua tanda-tanda yang mereka saksikan dan dengar di Yerusalem. Ada kesan bahwa orang-orang Galilea jauh lebih menerima Yesus.
Galilea muncul sebagai wilayah iman bertentangan dengan Yerusalem. Galilea (tepatnya di kota Nazaret) merupakan tempat tinggal Yusuf dan Maria, juga Yesus selama kira-kira 30 tahun sampai Dia ditolak (Luk 2:39; 4:16, 28-31).
Pokok penting yang hendak penulis Injil Yohanes sampaikan bukan pada konflik antara orang-orang Yerusalem dan Samaria tetapi penulis Injil Yohanes menekankan tentang “iman”. Orang-orang Yerusalem telah kuat dan mapan imannya, sedangkan orang Galilea memiliki iman yang berada diluar atau dipinggiran agama yang mapan pada masa itu.
Walaupun Orang-orang Galilea telah menerima Yesus tetapi ada hal-hal yang perlu diisentuh dan dijangkau oleh Yesus. Kekurangannya adalah mereka menerima Yesus karena melihat dan mendengar semua tanda-tanda ajaib yang dilakukanNya.
Pengajaran Yesus pada bagian ini adalah “Iman yang sejati bukan karena melihat atau mendengar” tetapi “iman karena percaya kepada perkataanNya.Kata ”percaya” adalah kata kunci Injil ini yang diulang sembilan puluh delapan kali.
Dalam tanda ke dua (iman pegawai istana), kata ”percaya” (4:50) berarti bahwa ia telah datang pada iman yang sejati akan Kristus sebagai oknum yang dapat dipercayai.
Oleh karena percaya inilah ia mempercayakan seluruh masalahnya kepada Yesus tanpa ragu dan menyerahkan diri serta seluruh isi rumahnya dengan keyakinan penuh kepada Kristus.
Menyembuhkan anak pegawai istana (4:46-54)
Setelah dua hari kunjungan ke Samaria Yesus kembali lagi ke Galilea. Orang-orang disana menyambut-Nya. Penyambutan mereka berdasarkan tanda-tanda yang telah dilakukan-Nya bukan berdasarkan pada iman kepada-Nya.
Pegawai istana disini mungkin pegawai dalam istana Herodes raja wilayah.Dia adalah pegawai istana Herodes Antipas, ada yang memanggilnya Platinus, ada juga yang mengatakan dia adalah Chuza, sesuai dengan Luk 8:3.
Dia telah mendengar mukjizat yang dilakukan Yesus di Galilea yaitu di Kana, dia dibangkitkan keseriusannya untuk mencari Yesus, oleh penyakit anaknya. Ia berharap bahwa permohonan-permohonan seorang bapa mungkin akan membangkitkan simpati Tabib Besar itu.
Kata Yesus: ”Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya”. Ada ungkapan yang menjadi kalimat kunci yaitu ”tanda dan mujizat”. Dalam terjemahan Inggris (KJV) dikatakan: Then said Jesus unto him, Except ye see signs and wonders, ye will not believe. Kata signs (tanda) atau “semeion”.
Kata ini memiliki makna ”tanda” atau “tanda sasaran” (mark), menunjukkan kepada seseorang atau benda, dikenal atau dibedakan. Dari tanda dan mujizat, Yesus membuktikan kepada manusia bahwa Dia berasal dan diutus oleh Allah, atau manusia membuktikan melalui tanda-tanda sebagai alasan bahwa Yesus benar diutus dan berasal dari Allah.
Kata yang kedua adalah mujizat atau “wonders” (KJV) dalam bahasa aslinya adalah: ”teras”. Kata mujizat ini mengarah pada keajaiban yang dilakukan oleh seseorang. Maknanya menunjukkan pada mujizat atau keajaiban yang luar biasa.
Kata “teras” dalam Perjanjian Baru selalu (kecuali dalam Kis 2:19) dipakai bersama-sama dengan kata ”semeion”, untuk menunjukkan bahwa yang dimaksud ialah mukjizat yang bermakna, bukan mujizat sebagai hanya keajaiban semata.[86] Kata-kata tersebut dipakai Yesus untuk menggambarkan dan menjelaskan kepada pegawai istana tentang keajaiban yang berasal dari Dia, sebagai yang diutus oleh Allah.
Yesus tidak berkata bahwa orang ini tidak memiliki iman, tetapi iman orang ini belum cukup. Bila ia tidak memiliki iman maka ia tidak akan berjalan dari Kapernaum ke Kana. Imannya belum sempurna.
Dia adalah tipe orang yang percaya mujizat yang nampak, seperti orang Galilea atau orang Yahudi pada umumnya.[88] Undangannya agar Yesus datang kerumahnya membuktikan ketidaksempurnaan imannya bahwa tidak mungkin Yesus dapat melakukan mujizat dari kejauhan. Tidak mungkin kekuatan-Nya menjangkau dari Kana ke Kapernaum.
Yesus memperbandingkan keraguan-keraguan ini dengan iman yang ikhlas dipihak orang Samaria, yang tidak meminta tanda atau mujizat.
Orang ini bukan sekedar seorang penganut tanda-tanda. Imannya benar-benar tulen. Pegawai istana ini telah membuktikan imannya walau belum sempurna.
Carson berkata: Iman yang dimiliki oleh pegawai istana itu adalah iman yang berakar dalam keputusasaan, bukan iman karena dia tahu, siapakah Yesus itu. Dia hanya tahu Yesus dapat memberikan pertolongan.
Masalah Mesias atau bukan Mesias tidak dipikirkan. Pegawai istana ini menekankan permohonannya. Yohanes membuat situasi ini sangat sederhana, dengan menceritakan kepada kita bahwa anaknya laki-laki hampir meninggal dunia.
Dilema antara kenyataan dan iman walau berat sebagai keputusannya, ia menerima perkataan Yesus tanpa ada ragu lagi. Ia percaya lalu pergi (psl. 4:50).
Satu proses iman yang cepat dan sangat singkat.[93] Iman dan percaya ini memberikan hidup dan kuasa kesembuhan bagi anaknya dan menunjukkan bagaimana ia harus bertindak dan menjawab dengan imannya tanpa memandang situasi geografis dekat atau jarak.
”Percaya” itulah tindakannya. Ia tidak melihat tanda-apapun menyertai dia ke Kapernaum. Dia mengarahkan pandangan imannya bukan apa yang dia lihat namun percaya pada perkataan Yesus.
Ketika mengadakan pembuktian dan pemeriksaan dan ternyata ia menemukan ada hubungan jelas antara kata-kata yang ia percaya dan tanda di mana ia harus menunggunya. Ia telah mempertahankan imannya dan membawa keselamatan pada anaknya.
Imannya didalam Kristus mulai keluar dari suatu kesadaran dalam satu bagian kebutuhan yang terkubur atau terpendam dalam hatinya. Ujian terhadap imannya mengarahkan dia untuk percaya sepenuhnya pada kata-kata Yesus.
Yesus ingin menggerakkan dan mengarahkan orang itu dari satu iman yang bersandarkan akan keajaiban kepada iman didalam kata-kata Yesus.
Sebuah daya penarik kepada Yesus atas dasar tindakan-tindakanNya yang ajaib itu bukanlah sebuah iman yang dewasa. Melihat identitas si pembuat keajaiban adalah cara yang benar dan sejati dalam menerima tanda-tanda.
Ia hendak mengenal Kristus lebih jauh. Akhirnya setelah mendengar pengajaran Yesus, ia dan seluruh keluarganya menjadi percaya.
Kata ”percaya” artinya adalah pemberitahuan tentang suatu pernyataan pribadi, atau suatu penyerahan diri seutuhnya kepada Kristus. Dia percaya (himself believed), (episteusen autos) bukan pada kata-kata Yesus saja, namun iman yang sempurna tentang Yesus sebagai Mesias.
Yohanes mengartikan percaya sebagai suatu penerimaan akan diri Yesus dan menjadikan Dia sebagai bagian terpenting dalam kehidupan.
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yoh 1:12). Iman dan percaya ini makin diteguhkan dengan tanda-tanda yang dilakukanNya sebagai bukti dari kekuasaan pribadi Yesus.
Pada peristiwa Air Hidup kata ”percaya” diarahkan kepada janji akan kehadiran Roh Kudus. Kata ”percaya” merupakan syarat untuk didiami Roh Kudus. ”Barangsiapa percaya kepada-Ku” (7:38), percaya adalah hal datangnya seseorang kepada Kristus.
Yesus tidak memberikan kesembuhan jasmani saja. Penderitaan anak ini memberikan arti keselamatan bagi seluruh keluarganya. Tanda dan mujizat sangat penting, melaluinya kuasa Tuhan dinyatakan.
Yang penting bukan kebesaran mujizat itu tetapi apa yang Tuhan perbuat melaluinya. Mereka percaya doktrin dari manifestasi kemesiasan Yesus.
Keluarga ini menjadi murid-murid Tuhan yang mempercayakan diri sepenuhnya pada-Nya. Tanda kedua ini menghantar kita kepada pengertian Yesus sebagai sumber kehidupan atau Air Hidup. Dia yang memberi kehidupan. Dia adalah jalan kebenaran dan kehidupan.
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yohanes 14:6).
Pertengahan pelayanan Yesus pada tahun kedua dalam sepuluh bulan yang terakhir. Masa ini merupakan masa kontroversi, dengan adanya oposisi.
Di satu pihak Yesus menuntut kepatuhan manusia atas dasar hak-hak ilahi-Nya dan orang-orang percaya kepada-Nya. Di pihak lain mereka tidak percaya kepada pernyataan-pernyataan-Nya, karena itu menganggap Dia sebagai penipu yang lihai.
Persoalannya pada sifat, ruang lingkup, tempat dan tanggapan. Karena Ia memindahkan rintangan yang disebkan oleh penyakit yang lama. Berkaitan dengan individu, di Yerusalem dalam situasi hari raya dan membangkitkan permusuhan dari orang Yahudi.
Ada tiga hari raya besar yang dirayakan setiap tahun sebagai kewajiban bagi orang-orang Israel, yaitu hari raya Roti Tidak Beragi (Paskah – bulan April), hari raya Tujuh Minggu (Pentacost – Mei) dan hari raya Pondok Daun (Oktober)
Para ahli mengatakan hari raya Paskah sebagai yang paling cocok. Tetapi sulit untuk dipastikan. Mungkin bukan hari raya besar yang diwajibkan bagi orang Israel dalam situasi kali ini.
Peristiwa ini terjadi di Yerusalem (Yohanes 5:1). Yerusalem sendiri terletak di persimpangan jalan dimana lebih dari seratus ribu peziarah akan datang untuk hari raya Paskah, salah satu perayaan terpenting dalam setahun.
Posting Komentar untuk "Mujizat Kesembuhan Anak Pegawai Istana, Yohanes 4:46-54"