Mujizat Air berubah Menjadi Anggur, Yohanes 2:1-11

mujizat air dan anggur di kanna

Gambaran Yesus Dalam Kitab Yohanes

Injil Yohanes banyak memberi keterangan tentang keilahian Yesus (Yoh1:1). Kitab ini diawali dengan tulisan mengenai keberadaan Yesus.

Yohanes membuktikan bahwa Allah ada dengan menjelaskan keadaan sebelum penciptaan. Firman itu telah ada sebelum penciptaan alam semesta. Kata yang digunakan disini adalah ”Logos” dalam bahasa Yunani.

Kitab ini menekankan dua sisi keberadaan Yesus sebagai Allah dan sebagai manusia. Yohanes memberikan kesan bahwa apabila Firman (logos) menjadi manusia (sark) maka ia benar-benar daging atau manusia sejati.

KemanusiaanNya tidak mengurangi kesan keilahian-Nya. Penegasan kemanusiaan Kristus oleh Yohanes sebagai manusia sejati karena hal-hal ini sedang diremehkan. Faktor-faktor kelahiran, silsilah keluarga dan pekerjaan-Nya menjadi kendala dalam pelayanan-Nya. Selain itu segi keilahian juga mendapat perhatian serius.

Dalam satu bagian yang dicatat oleh Yohanes, penegasan yang diungkapkan oleh Yesus dalam pasal 1:18 berkata: Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Gambaran yang diberikan oleh Alkitab ialah bahwa manusia tidak dapat melihat kemuliaan dan kuasa Allah secara keseluruhan dan tetap hidup. Namun Allah pernah ”dilihat” sampai pada taraf kemampuan manusia untuk melihat-Nya.

Perjanjian Baru menyatakan bahwa pada suatu masa dalam sejarah dunia ini, Allah telah dilihat oleh manusia di dalam pribadi Yesus Kristus. Dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku (Yoh 12:45).

Dialah firman yang telah menjadi manusia yang sedang berkarya ditengah-tengah umat-Nya. Kata-kata selanjutnya tidak banyak disebut mengenai perintah Yesus (1:39-51) setiap penjelasan mengenai pokok keselamatan terbatas pada kata-kata penulis Injil.

Awal Pelayanan Yesus

Tahun pertama Yesus memulai pelayanan-Nya di daerah Yudea. Masa tiga setengah tahun dalam melayani masyarakat. Dalam empat bulan pertama ini, diri-Nya dan pengaruh tindakan serta ajaran-Nya belum begitu terkenal. Alasannya disebabkan karena waktunya belum tiba demikian juga belum ada hal-hal ajaib yang dilakukan-Nya.

Yesus mulai mengarahkan obyek iman kepada diri-Nya melalui tanda-tanda. Fase pertama yang mengawali adalah tanda ”air berubah menjadi anggur” dalam sebuah perayaan perjamuan kawin di Kana di daerah Galilea.

Perjamuan kawin di Yudea berbeda dengan di Galilea. Di Yudea biasanya dilakukan dengan penuh keramaian. Suasana yang dapat digambarkan adalah pesta pora. Menurut kebiasaan, mempelai perempuan dijemput oleh sahabat-sahabat mempelai laki-laki lalu dibawa ke rumah laki-laki dengan keramaian besar.

Bila dibandingkan dengan pesta di Galilea sangat berbeda. Di Galilea adat perkawinan itu tidak sebesar dan seboros di Yudea. Perayaannya sederhana dan dalam keadaan dan suasana seperti ini Yesus berada disana dan mengawali pelayanan-Nya.

Mujizat Mengubah Air Menjadi Anggur (Yoh 2:1-11)

Persinggahan Yesus yang pertama adalah di Galilea, tepatnya di Kana. Kana adalah sebuah desa di tanah tinggi sebelah barat danau dan menjadi tempat tanda pertama dimanifestasikan. Kana merupakan tempat tanda kedua dinyatakan yaitu kesembuhan anak pegawai istana. Kana juga merupakan tempat kediaman Natanael.

Kota Kana mungkin sama dengan kota Khirbet yang terletak 14 kilometer dari Nazaret. Letaknya tidak diketahui dengan pasti; oleh beberapa orang tempat ini disamakan dengan Kefr Kenna, kira-kira 6 km di sebelah utara timur laut Nazaret, di jalan yang menuju ke Tiberias.

Tempat ini, dimana telah dilakukan penggalian-penggalian, adalah tempat yang sesuai dengan kejadian-kejadian yang disebutkan dalam Yoh 2:1-11, karena mempunyai banyak sumber air, dan ada banyak pohon ara yang rindang seperti yang dikesankan dalam Yoh 1:48.

Banyak ahli modern lebih suka menyamakannya dengan Khirbet Kana, tempat yang telah menjadi reruntuhan, 15 km disebelah utara Nazaret, yang oleh orang Arab setempat masih disebut Kana dari Galilea.

Dialog Yesus Dan Maria

Dalam percakapan itu, Ibu Yesus nampaknya sangat menekankan Yesus sebagai bagian dari keluarga. Kesan yang timbul adalah kasih sayang dari IbuNya.

Maria menggambarkan keberadaannya sebagai manusia. Maria tahu bahwa dalam situasi seperti ini, Yesus bisa diandalkan sehingga memaksa dan memerintah Yesus melakukan mujizat. Ibu Yesus dalam situasi ini, menjadi penghalang pekerjaan Allah yang akan dinyatakan.

Nampaknya memang demikian karena rentetan peristiwa hidup Yesus belum dipahami dalam satu kerangka yang utuh dan sempurna, sebagai Allah dan manusia.

Yesus telah menjelaskan diri dan misi-Nya semasa kecil waktu berumur dua belas tahun di Bait Allah, Dia telah membuka arah rencana BapaNya dengan berkata. ”Aku berada dirumah Bapaku”.

Satu awal penantian Yesus tentang hari dan waktu-NYa. Kisah di Kana ini melanjutkan peristiwa masa kecil-Nya. Ia sedang mengakhiri hubungannya secara alami sebagai manusia dan beralih pada tujuan Ilahi yang diemban-Nya dari Bapa-Nya.

Ini adalah suatu saat dan kesempatan yang sangat pribadi. Keadaan seperti inilah yang Yesus perlukan untuk menasehati Maria ibu-Nya tentang suatu status yang baru yang ada di antara Maria dan Dia.

Dialog yang terjadi antara Ibu Yesus dan Yesus (2:4) dalam bahasa aslinya ”ti emoi kai soi? Oupo hekei ho hora mou”(Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba) . Kalimat ini adalah idiom bahasa Ibrani, yang dipakai untuk mengucapkan bahwa seseorang merasa, bahwa orang lain mencampuri sesuatu yang bukan urusan mereka.

Ini adalah urusan pribadi yang tidak boleh dicampuri oleh orang lain. Juga dipakai untuk keluhan terhadap sikap negatif yang ditujukan pada diri-Nya. Yesus sedang menyampaikan ketidaksetujuan dan penentangan-Nya terhadap Maria yang memerintahkan otoritas-Nya dibawah kendali Maria.

Yesus tahu bahwa tanda ini dalam rencana-Nya dan akan segera terjadi. Yesus menambahkan suatu komentar untuk membangkitkan iman Maria, seperti para murid pada umumnya. Maria juga harus percaya akan Dia. Kalimat tegas yang dilontarkan Yesus: ” "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba”.

Yesus tidak menegur ibu-Nya dengan ”ibu” melainkan dengan ”perempuan”. Jawaban Yesus bukan perkataan yang menghina Maria melainkan perkataan yang penuh kasih sayang. Kalimat ini tidak mengandung unsur penghinaan. Hal semacam ini sudah menjadi tradisi dan kebiasaan di Palestina.[65]

Penjelasan Yesus selanjutnya diikuti kalimat ”SaatKu belum tiba”. Satu seruan peringatan dan kalimat untuk memberikan tempat pada Yang Ilahi untuk bertindak. Kata yang digunakan disini adalah ”hora”.

Ungkapan ini bertujuan untuk menyatakan saat manifestasi-Nya yang agung saat kematiaan-Nya di atas kayu salib. Maksud yang hendak disampaikan Yesus kepada ibu-Nya bahwa sejak saat itulah Maria harus melepaskan Dia.

Yesus harus sungguh-sungguh berbakti kepada Bapa-Nya. Dia mempunyai panggilan yang harus dilaksanakan setelah peristiwa pembaptisan itu. Yang paling penting dalam kehidupan Yesus adalah waktu Tuhan. Maria mengerti pelajaran yang diajarkan Yesus. Namun dikemudian hari ia sering melupakan ajaran itu. Yesus dipandang sebagai anaknya ia lupa bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Air Dan Anggur

Tanda pertama ini terjadi ditengah-tengah kejadian biasa dalam hidup sehari-hari. Perjamuan kawin adalah pesta suci bagi orang-orang Israel. Pesta ini merupakan simbol cinta kasih Allah terhadap umat-Nya demikian juga seorang mempelai laki-laki terhadap mempelai perempuannya.

Adanya air yang diubahkan menjadi angur memberikan implikasi-implikasi yang sangat menarik dari tanda ini. Anggur baru melambangkan Injil dikontraskan dengan air yang melambangkan iman lama.

Tahap pertama, Yesus tidak terlibat langsung dalam mengisi tempayan-tempayan itu (2:6-9), para pelayan menjadi sasaran dan media perwujudan tanda itu. Kesibukan mengisi air dalam tempayan oleh para pelayan tersirat makna bahwa orang-orang itu hanyalah pelayan yang bekerja dan Allah sebagai pencipta yang berperan didalamnya.

Tanda ini akan terjadi sebagai mujizat yang agung sebagai lukisan yang nyata bahwa: “alat yang dipergunakan adalah manusiawi, tetapi akibat yang kelihatan adalah bersifat Ilahi.” Allah berkenan memakai siapa saja sebagai alatNya untuk mewujudkan keajaiban kasih karunia-Nya.

Tahap yang kedua, dihasilkannya anggur dari air secara mengagumkan. Tanda ini memberi kesan pada Yohanes bahwa kehidupan dan pelayanan Yesus merupakan penciptaan ulang iman Yahudi, dengan isyarat melalui fungsi guci-guci air yang dipakai untuk pemurnian ritus umat Yahudi.

Melalui kedatangan Yesus, tradisi Yahudi-Ibrani diubah dari “air” menjadi “anggur”, bahwa penyataan Allah didalam Kristus merupakan pematangan yang lebih jauh dan utuh dari tradisi kuno tentang karya Allah diantara umat Israel.

“Air” pada tanda ini memiliki arti sebagai “iman yang lama” yang akan diubahkan menjadi “anggur” yaitu semangat Injil. Inilah yang merupakan pewartaan umat Kristen bahwa anggur yang baik dan baru sebagai berita Injil telah datang melalui diri Yesus Kristus.

Anggur yang murni dan baru dihasilkan dengan cara yang ajaib dalam tahap-tahap yang sederhana. Secara teologis tidaklah masuk akal untuk beranggapan bahwa Yesus mendukung penggunaan minuman mengandung alkohol pada pesta pernikahan yang dihadiri banyak wanita serta pengantin perempuan yang kemungkinan segera mengalami ”pembuahan.”

Menegaskan Yesus tidak mungkin mengetahui dampak-dampak mengerikan terhadap perkembangan anak yang belum lahir berarti meragukan keilahian-Nya, hikmat-Nya, dan pengertian-Nya tentang baik dan jahat. Menganggap bahwa Ia mengetahui bahaya dan akibat alkohol, namun mendorong pemakaiannya berarti meragukan kebaikan, belas kasihan, dan kasih-Nya.

Satu kesimpulan yang rasional, teologis, dan alkitabiah adalah bahwa anggur yang dibuat Yesus pada saat pernikahan itu untuk menyatakan kemuliaan-Nya adalah sari buah anggur yang murni, manis, dan tidak difermentasi. 

Tujuan Mujizat Air Berubah Jadi Anggur

Tujuan utama dari mukjizat ini adalah untuk menyatakan kemuliaan-Nya (Yoh 2:11) sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan iman pribadi kepada-Nya sebagai Putra Allah yang kudus dan benar yang datang untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa (2:11;bd. Mat 1:21).

Mujizat ini menunjukkan kedaulatan Kristus atas alam dan menjadi lambang dari kuasa-Nya untuk mengubah orang berdosa menjadi anak-anak Allah secara rohani (Yoh 3:1-15). Karena mujizat ini ”kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh 1:14; bd. 2:11).

Perubahan air menjadi anggur melambangkan pergantian penyucian lama dengan penyucian Mesianis, darah Kristus membersihkan kita dari dosa-dosa kita.

Dialah yang akan memberi anggur yang baru yang tidak akan pernah habis. Anggur yang diberikan Yesus adalah lambang keselamatan yang diwahyukan dalam seluruh pelayanan dan yang diselesaikan secara sempurna pada salib.

Secara perlahan tradisi-tradisi yang salah sedang dibawa kepada terang Injil didalam Yesus sebagai Firman Hidup. Air dan anggur ini menandakan satu kehidupan yang baru di dalam Kristus. Dan Kristuslah sebagai anggur yang sejati: "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya (15:1).

Apakah iman mereka tumbuh melalui tanda pertama ini?. Jelas iman mereka tumbuh karena iman mereka seperti sesuatu yang hidup dan harus bertumbuh. Iman mereka sedang dalam perkembangan menuju kepada kesempurnan.

Dalam pertumbuhannya, iman ini diberi rangsangan-rangsangan melalui tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Mereka akan secara terus menerus diperkuat kepercayaan mereka dengan bukti-bukti yang mengejutkan dari Yesus yang memiliki kuasa sebagai Sang Mesias.

Akhir Pelayanan Yesus di tahun pertama

Akhir pelayanan tahun pertama dalam delapan bulan terakhir dikisahkan beberapa peristiwa yang disusun secara unik oleh penulis sebelum memasuki tahun kedua pelayanan Yesus. Diantaranya peristiwa penyucian Bait Allah, perjumpaan dengan Nikodemus dan percakapan dengan perempuan Samaria.

Penyucian Bait Allah ini didapati hal-hal yang dilarang oleh hukum Allah. Itulah yang diusir oleh Yesus. Sikap dan tindakan yang menajiskan Bait Allah itu bukan usaha yang menolong para pengunjung dari luar kota, tetapi motivasi hati yang tidak murni, yang menjadikan Bait Allah tempat komersial.

Bagian kedua: perjumpaan-Nya dengan Nikodemus, Yesus memakai teka-teki untuk menelusuri kedalaman percaya dan imannya. Satu uraian panjang tentang kelahiran kembali. Uraian ini sungguh dalam dan benar. Cukup mengherankan karena tidak ada pernyataan apapun tentang keputusan Nikodemus.

Bagian terakhir kisah perempuan Samaria. Yesus harus mengatasi kendala-kendala keacuhan, materialisme, kepentingan diri, kejahatan moral, dan prasangka, ketidaktahuan dan ketidakpastian keagamaannya.

Yesus menghantar wanita ini kepada permulaan suatu iman yang aktif.[79] Peristiwa-peristiwa ini bertujuan untuk mengarahkan pandangan dan obyek iman mereka kepada Yesus. Iman sejati yang dikerjakan oleh Yesus dalam diri perempuan Samaria, menjadikan dia sebagai saksi bagi orang-orang Samaria disekelilingnya (4:41-42). Inilah awal persiapan untuk memasuki masa-masa konflik.

Pelayanan tahun pertama memiliki implikasi bahwa persiapan pelayanan Yesus melalui mujizat mengubahkan air menjadi anggur memiliki tujuan ke arah masa yang akan datang.

Air diubahkan menjadi anggur bertujuan untuk menyucikan tradisi-tadisi kuno Israel kepada terang Injil dalam Yesus Kristus, hubungannya dengan tindakan nyata yang dilakukanYesus saat ia menyucikan Bait Allah.

Kedua, air sebagai iman yang lama, diwujudkan ketika Yesus melayani Nikodemus. Ketiga, anggur sebagai simbol dan semangat Injil, dinyatakan ketika Yesus melayani perempuan Samaria.

Tujuan Tanda Atau Mujizat Air Berubah Menjadi Anggur 

Semua peristiwa yang terjadi di Kana waktu itu adalah persiapan Yesus untuk menyucikan dan melayani orang-orang Yahudi yang mengerti Taurat namun terikat dengan tradisi kuno seperti Nikodemus, meyakinkan orang berdosa akan keselamatan dalam diri-Nya seperti perempuan Samaria. Yesus mengarahkan iman mereka untuk menunjukkan kedaulatan-Nya atas alam dan kuasa-Nya untuk mengubah orang berdosa menjadi anak-anak Allah secara rohani (Yoh 3:1-15).

Posting Komentar untuk "Mujizat Air berubah Menjadi Anggur, Yohanes 2:1-11"