Ciri Perceraian Emosi Atau Emotional Divorce
Perceraian Emosi
Sesungguhnya banyak pernikahan bertahan satu rumah tetapi sudah tidak satu jiwa. Ada yang masih seranjang, pisah ranjang hingga pisah kamar.Komunikasi sangat minim, dan kalaupun ada, saling menyakitkan. Umumnya perkawinan dalam beberapa kasus, dimulai tanpa visi yang jelas, ketrampilan minim, dan kecerdasan emosi yang miskin. Tidak heran, aspek-aspek ini membentuk perkawinan yang sakit. Jika tidak dibantu, sebagian pasangan itu suatu saat akan benar-benar bercerai.
Ada beberapa ciri perkawinan yang terpisah secara emosi:
Pertama
Pasangan lebih banyak terlibat dalam komunikasi yang menghukum daripada memuji atau menghargai. Mereka sering bersikap reaktif (negatif) terhadap stimulus pasangannya. Responnya sering diberikan dengan cara yang sama dengan bagaimana stimulus itu diberikan. “You hurt me, I hurt you”.Kedua
Mereka cenderung berjuang untuk mengubah perilaku pasangannya dengan menggunakan taktik kontrol. Misalnya dengan sengaja menahan kebaikan kepada pasangannya. Contohnya, seorang suami yang sudah berjanji akan berlibur akhir tahun, namun bisa secara sepihak membatalkan liburan. Tujuannya tak lain dan tak bukan agar istrinya kecewa.Ketiga
Secara sadar atau tidak terbentuklah koalisi yang membuta, misalnya, anak dan ibu sangat dekat satu sama lain dengan tujuan merugikan (menyerang) ayahnya. Sang ibu menceritakan kejelekan sang ayah, agar si anak ikut membenci ayahnya. Atau dengan cara si ibu menjadi “malaikat” yang sangat baik bagi anak agar pro dengannya membenci ayahnya.Keempat
Adanya sifat yang kaku sekali, merasa diri lebih benar dan kaku dalam prinsip atau pendapat. Akibatnya satu atau keduanya sulitmenerima pendapat pasangan. Bahkan menunjukkan apriori, menyatakan kesalahan di depan orang, atau sengaja mengabaikan pasangan.Kelima
Perpisahan emosi disebabkan masing-masing telah menyimpankesalahan bertumpuk, disertai dengan miskinnya jiwa memaafkan dan tidak
lentur menerima kesalahan.
Tidak heran setiap kesalahan masa lalu dibawa hingga hari ini. Pola cuek dan mendiamkan pasangan berhari-hari hingga berbulan lamanya menjadi biasa. Kalau berpisah umumnya mereka tidak lagi saling merindukan. Dalam beberapa kasus malah ada yang berharap pasangannya cepat meninggal. Aneh tapi nyata.
Dr. Julianto Simanjuntak
Posting Komentar untuk "Ciri Perceraian Emosi Atau Emotional Divorce"