Pancasila, Gambaran Kasih Yang Mempersatukan Perbedaan
![]() |
Foto By Sony Wanda |
Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: "Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan") pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato inilah konsep dan rumusan awal "Pancasila" pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPK Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPK tersebut. Sejak tahun 2017, hari tersebut resmi menjadi hari libur nasional.
Sebagai warga negara Indonesia, kita bangga dan bersyukur memiliki Pancasila sebagai dasar negara kita yang "memayungi" segenap bangsa Indonesia. Dalam Pancasila kita dapat melihat gambaran yang jelas tentang Unity in Diversity (kesatuan dalam perbedaan).
Dari tahun 1945 sampai sekarang Pancasila mengalami tantangan yang berat. Sebagai bangsa yang berlandaskan Pancasila, keutuhan dan kesatuan kita digoncang dengan faham-faham anti Pancasila dan Primordialisme. Akankah kita masih berdiri teguh dan tetap bersatu dalam perbedaan di negara ini?
Semua tergantung amalan dan pemahaman kita terhadap tujuan dan "kesucian" Pancasila. Kita semua sepakat dan menghidupi prinsip Pancasila yaitu bahwa Pancasila sebagai pengikat dan pemersatu untuk memayungi segenap bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kita diingatkan kembali sebagai orang yang percaya bahwa kita juga diikat dan diatur oleh aturan dan Perintah dari Tuhan yang mengatur dan menuntun segenap warga kerajaan sorga.
Prinsipnya mengatur Moral-Etika dan ibadah kita kepada Tuhan. Siapa-pun yang memahami dan menjalankan Sepuluh Firman ini maka ada jaminan kabahagiaan dalam dimensi "kekinian" (masa sekarang) terlebih lagi kepastian akan jaminan keselamatan dalam dimensi "keakanan" (kekekalan).
Kesepuluh Firman ini dirangkum oleh Tuhan Yesus di dalam Matius 22:37-39 yang mengatakan: "Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Selaras dengan perkataan Yesus ini, Paulus-pun menuliskannya dalam tulisannya di dalam Surat Roma:
Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Roma 13:8-10).Barangsiapa yang ingin hidup di dalam kedamain dan ketenangan maka tidak ada formula kehidupan yang lain selain KASIH itu sendiri. Dalam kasih tidak ada batasan antara "saudara" atau "musuh", semuanya mendapat perlakuan yang sama dan adil. KASIH tidak mengenal ketakutan, KASIH tidak pernah menuntut dan KASIH selalu memberi.
Bila kita mengharapkan kehidupan yang damai dibangsa kita atau kita sudah lama merindukan kebersamaan yang harmonis dan hidup berdampingan dalam keberagaman maka jalan keluarnya adalah menerima KASIH, menghidupi KASIH dan menerapkan KASIH.
Bila kita masih meragukan kesaktian dan keunikan Pancasila, maka mari mengamalkan dengan sungguh ke- Lima Butir Pancasila: disana kita akan menjumpai KASIH itu sendiri dari setiap butir Pancasila.
Butir yang pertama menggambarkan kasih kita kepada Tuhan, butir yang kedua menggambarkan Kasih sebagai formula dasar yang membentuk moral dan etika manusia, butir yang ketiga menjelaskan bagaimana kita harus hidup dalam perbedaan dan Kasih-lah yang mempersatukan kita, butir yang keempat menjelaskan Kasih mengedepankan kepentingan yang lain dan terakhir KASIH sebagai fondasi untuk kita berlaku adil kepada siapapun juga.
Posting Komentar untuk "Pancasila, Gambaran Kasih Yang Mempersatukan Perbedaan"