Persekusi Dan Perlakuan Buruk
![]() |
Foto By Sony Wanda |
Persekusi artinya pemburuan sewenang-wenang terhadap seorang atau sejumlah warga dan disakiti atau Persecution (Inggris) adalah perlakuan buruk atau penganiayaan secara sistematis oleh individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lain, khususnya karena suku, agama, atau pandangan politik. Persekusi adalah salah satu jenis kejahatan kemanusiaan yang didefinisikan di dalam Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional.
Timbulnya penderitaan, pelecehan, penahanan, ketakutan, dan berbagai faktor lain dapat menjadi indikator munculnya persekusi, tetapi hanya penderitaan yang cukup berat yang dapat dikelompokkan sebagai persekusi.
For the sake of Christ, then, I am content with weaknesses, insults, hardships, persecutions, and calamities. For when I am weak, then I am strong.(2 Corinthians 12:10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
(2 Korintus 12:10)
Paulus mengalami persekusi yang sangat "masif" (sesuatu yang terjadi secara besar-besar atau skalanya luas). Dia di persekusi dari berbagai kalangan. dari pejabat tinggi sampai kaum awam, dari urusan pelayanan sampai pribadinya semuanya menghadang dan menyerangnya.
Menarik untuk disimak: kata "karena itu aku senang". Ada kebanggan tersendiri ketika Paulus berada dalam situasi ini. Semua ujaran, protes dan gagasan yang dia utarakan kepada golongan atau individu yang dia jumpai, tidak semata-mata sebuah kebencian dan ketidak-sukaan karena perbedaan etnis, agama, pandangan politik dan keyakinan, tetapi semua yang dia ungkapkan berlandaskan sebuah keyakinan yang benar dan kokoh yang dia yakini dan disampaikan melalui sebuah pendekatan yaitu "kasih" meskipun tidak semua setuju dan menerimanya.
Kebenaran yang dia yakini merupakan sebuah kebenaran universal menyangkut nasib semua manusia dan saat kebenaran itu diungkapkan dia harus di persekusi, dipenjarakan dan berakhir dengan eksekusi-kematian.
Kata Paulus: Aku senang dan rela dalam kelemahan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan, bukanlah sebuah keadaan ketakutan dan pasrah karena situasi dan kondisi tidak memihak padanya, tetap ada sebuah keyakinan sejati sebagai pijakan bagi dia untuk menyampaikan gagasannya. Pijakan itu diungkapkan dalam kalimat selanjutnya: oleh karena Kristus. Inilah alasan dia dipersekusi sekaligus alasan dia "bersukacita".
Sebuah keyakinan yang mendorong dia untuk menyampaikan gagasannya bukan kepentingan dia atau ketidaksukaan dia terhadap seseorang atau golongan melainkan karena Kristus. Dia dipersekusi karena KRISTUS bukan karena kesalahan dia. Dia berjuang keras demi keselamatan orang lain dan ketidak tahuan mereka akan kebenaran sejati. Dan hal itu membawa dia sampai pada kematian.
Dia lebih senang berada dalam kondisi persekusi dan kesulitan hidup dan tidak takut apapun karena dia tahu siapa yang dia percayai dan kepada siapa keyakinan dan hidupnya diserahkan, maka dengan "gagah" dia berkata: Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. Ada jaminan perlindungan dan kekuatan dari Tuhan. sebab perjuangan dan "perang" yang dia hadapi bukan perjuangan atau "perang-nya", melainkan peperangan bersama Tuhan.
Menarik untuk disimak: kata "karena itu aku senang". Ada kebanggan tersendiri ketika Paulus berada dalam situasi ini. Semua ujaran, protes dan gagasan yang dia utarakan kepada golongan atau individu yang dia jumpai, tidak semata-mata sebuah kebencian dan ketidak-sukaan karena perbedaan etnis, agama, pandangan politik dan keyakinan, tetapi semua yang dia ungkapkan berlandaskan sebuah keyakinan yang benar dan kokoh yang dia yakini dan disampaikan melalui sebuah pendekatan yaitu "kasih" meskipun tidak semua setuju dan menerimanya.
Kebenaran yang dia yakini merupakan sebuah kebenaran universal menyangkut nasib semua manusia dan saat kebenaran itu diungkapkan dia harus di persekusi, dipenjarakan dan berakhir dengan eksekusi-kematian.
Kata Paulus: Aku senang dan rela dalam kelemahan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan, bukanlah sebuah keadaan ketakutan dan pasrah karena situasi dan kondisi tidak memihak padanya, tetap ada sebuah keyakinan sejati sebagai pijakan bagi dia untuk menyampaikan gagasannya. Pijakan itu diungkapkan dalam kalimat selanjutnya: oleh karena Kristus. Inilah alasan dia dipersekusi sekaligus alasan dia "bersukacita".
Sebuah keyakinan yang mendorong dia untuk menyampaikan gagasannya bukan kepentingan dia atau ketidaksukaan dia terhadap seseorang atau golongan melainkan karena Kristus. Dia dipersekusi karena KRISTUS bukan karena kesalahan dia. Dia berjuang keras demi keselamatan orang lain dan ketidak tahuan mereka akan kebenaran sejati. Dan hal itu membawa dia sampai pada kematian.
Dia lebih senang berada dalam kondisi persekusi dan kesulitan hidup dan tidak takut apapun karena dia tahu siapa yang dia percayai dan kepada siapa keyakinan dan hidupnya diserahkan, maka dengan "gagah" dia berkata: Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. Ada jaminan perlindungan dan kekuatan dari Tuhan. sebab perjuangan dan "perang" yang dia hadapi bukan perjuangan atau "perang-nya", melainkan peperangan bersama Tuhan.
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga (Matius 5:10).
"Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita" (Mazmur 108:1-14).
Posting Komentar untuk "Persekusi Dan Perlakuan Buruk"