Awas Jatuh! Banyak Godaan

Awas godaan, Awal kejatuhan
Foto By Sony Wanda

"Awas jatuh, banyak godaan", kalimat ini cocok sebagai peringatan untuk kita agar berhati-hati dalam menjalani hidup. Siapapun kita, selalu ada potensi untuk jatuh dari sisi manapun, jika kita tidak sanggup memimpin diri kita sendiri. Tidak ada seorangpun termasuk para pemimpin yang merencanakan kejatuhannya.
Bila anda ingin melihat karakter seseorang (pemimpin) maka berilah dia kekuasaan, jabatan dan uang (Ahok)
Semua kejatuhan adalah sebuah pilihan artinya orang tersebut memilih untuk hidup tidak berintegritas (mengabaikan nilai-nilai kebenaran). Ada kecendrungan untuk memuaskan kepentingan-kepentingan pribadinya dan mengarahkan seluruh perhatiannya pada pemuasan ego. Wujud dari kejatuhan tersebut beragam yakni: pemuasan hawa nafsu, perselingkuhan, keserakahan, ketidakjujuran, pelanggaran hukum serius, manipulasi dan masih ada banyak macam lagi.

Ada dua jenis kejatuhan:
Kejatuhan "di depan layar" (yang kelihatan atau tertangkap basah)
Kejatuhan "dibelakang layar" (yang tidak kelihatan dan tidak seorangpun tahu)

Kejatuhan "Di Depan Layar" (Yang kelihatan atau tertangkap basah)

Jenis kejatuhan ini seringkali menjadi berita hangat yang selalu diperbincangkan. Seringkali para pemimpin mengalami hal ini karena mereka merupakan "public figur" yang selalu tampil dan kelihatan di "depan layar".

Keberhasilan dan kegagalan mereka nampak jelas dan menjadi bahan perbincangan. Maka ketika mereka mengalami kejatuhan meninggalkan banyak resiko dan kehancuran yang fatal bagi karier dan pelayanan. Mereka akan mengalami "penghakiman" karena beberapa orang merasa berhak dan merasa lebih baik dan benar untuk memberikan komentar, nasehat dan "hukuman".

Ada orang yang mengarahkan telunjuk kepada yang jatuh dan merasa bahwa mereka yang benar, tidak pernah jatuh dan berhak mengomentari. Semua kebusukan dan kebobrokan orang yang jatuh dipaparkan dan segera diusut tuntas dengan alasan untuk memulihkan dan merubah yang bersangkutan atau ingin meredam situasi dan memulihkan kondisi yang terjatuh. Tetapi kenyataannya bukan tertolong malah situasi semakin buruk dan orang yang jatuh semakin terpuruk.

Kejatuhan "Di Belakang Layar" (Yang tidak kelihatan dan tidak seorangpun tahu)
Kejatuhan tipe ini tidak begitu heboh karena tidak seorangpun tahu kecuali sang pelaku dan Tuhan. Kejatuhan ini tidak meninggalkan resiko yang berat dan tidak ada seorangpun yang mengetahui apalagi mempercakapkannya.

Orang yang berada pada kejatuhan "dibelakang layar" ini tidak begitu terganggu dan strees dan ini merupakan keuntungan besar bagi mereka. Golongan orang-orang ini sangat mudah mengomentari bahkan lebih senang mengarahkan telunjuk pada orang lain yang tersandung dan jatuh, dan mereka juga sering menghakimi orang lain. Tanpa disadari sebenarnya merekapun mengalami kejatuhan yang sama hanya berbeda karena tidak ketahuan.
Koruptor itu bukan orang yang korupsi, tapi orang yang ketahuan atau tertangkap korupsi, karena kalau tidak ketahuan mereka masih pejabat dan bukan koruptor. Jadi koruptor itu setelah ketahuan (Cak Lontong)
Pertanyaan bagi kita untuk direnungkan: Siapakah yang tidak pernah jatuh?. hakikat "kejatuhan" di depan maupun di belakang layar adalah sama, namun dapat membawa akibat sosial yang berbeda. Hal ini bergantung pada status pelaku dan jenis perbuatannya.

Status pelaku dan jenis perbuatan akan menentukan seberapa besar dampak kerusakannya. “Kejatuhan” seorang pemimpin yang mempunyai reputasi tinggi tentu beda dampaknya dengan yang hanya dikenal pada level dan tingkat yang rendah.

Jadi siapakah yang tidak pernah jatuh? Dihadapan Tuhan kita semua tidak sempurna dan mungkin pernah mengalami kejatuhan, entah dalam pikiran atau tindakan kita. Mungkin kita merasa kecewa dengan kejatuhan orang-orang yang kita banggakan dan kasihi selama ini dan menjadi model dan teladan yang baik bagi kita, namun kekecewaan bukanlah alasan untuk menumpahkan keputusasaan kita terhadap kegagalan kita dalam bentuk memarahi mereka yang jatuh "di depan layar".
Ingatlah kisah perempuan yang kedapatan berzinah dan hendak dirajam dengan batu. Apa yang Yesus katakan?
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu (Yohanes 8:7)".
Dihadapan Tuhan mereka yang jatuh "di depan layar" tidak menjadi lebih buruk dari kita yang jatuh "di belakang layar". Kita semua sama dalam kejatuhan kita.
Yang terpenting saat ini ada tekad untuk bisa bangkit dari keterpurukan untuk memulihkan reputasi yang sudah buruk dimata orang lain dan sudah menjadi bahan perbincangan dimana-mana.

Tetapi jangan berhenti hanya sampai pada pemulihan reputasi kita karena akan mengakibatkan pemulihan yang bersifat pencitraan. Tekad sejati kita adalah "pemulihan diri" yang akan berdampak bagi pemulihan reputasi kita dan perubahan pola pikir.
Bila hari ini Anda tidak sanggup untuk mengulurkan tangan untuk para pemimpin atau siapapun yang jatuh, maka biarlah tangan itu terkatup untuk mendoakan mereka yang jatuh.

2 komentar untuk "Awas Jatuh! Banyak Godaan"