Bahaya Kecanduan Media Sosial
Kita tahu bahwa ketika menggunakan media sosial dan handphone maka otak kita akan memproduksi Dopamin itulah sebabnya ketika kita menerima pesan terasa enak/asik maka saat sedang kesepian, biasanya kita akan mengirim pesan pada sepuluh teman kita dengan kata yang sama (broadcast) misalnya “Hi’ sebanyak sepuluh kali karena akan terasa enak/asik ketika kita mendapatkan respon. Itulah sebabnya kita sering menghitung berapa yang menyukai (like) dan sering melihatnya kembali sampai sepuluh kali.
Ketika “instagram” kita mulai kurang direspon, maka kita akan merasa seperti ada yang salah, atau mereka tidak menyukai kita lagi dan pengaruh ini sangat berbahaya bagi anak-anak. Seperti menjadi trauma bila dialami oleh anak kecil karena mereka merasa tidak ada yang ingin berteman lagi. Karena kita tahu ketika kita direspon kita mendapat “dopamin” sehingga terasa enak/asik. Itulah alasan mengapa kita menyukainya dan melihat kembali berulang-ulang
Dopamin adalah cairan yang sama, yang muncul ketika kita merokok, minum alkohol dan berjudi. Dengan kata lain hal itu sangat membuat kecanduan. Kita memiliki larangan untuk merokok, berjudi dan minum alkohol namun kita tidak memiliki larangan untuk media sosial dan handphone. Itulah yang terjadi, generasi kita dapat mengakses hal yang membuat kecanduan yaitu cairan "dopamin” lewat media sosial dan handphone. Yang terjadi disini adalah kita memberikan akses untuk dopamin lewat media atau devices kita.
Anak-anak akan lebih sukar dibentuk dan ketika mereka mulai bertumbuh, ada banyak anak yang tidak tahu membentuk hubungan yang dalam. Itulah kata-kata mereka, mereka mengaku bahwa persahabatan mereka dangkal, mereka tidak bisa berharap kepada teman mereka.
Mereka senang dengan teman mereka, namun mereka yakin bahwa teman mereka akan membatalkan semua hal ketika ada hal yang lebih baik. Mereka tidak mengetahui arti dari hubungan yang dalam karena tidak pernah dilatih untuk itu. Lebih buruknya mereka tidak mempunyai mekanisme untuk beradaptasi dengan tekanan.
Maka ketika mereka mendapat tekanan yang signifikan, mereka tidak akan pergi pada seseorang. Mereka hanya pergi atau beralih kepada devices, media sosial, dimana hal-hal ini hanya memberikan kelegaan yang sementara.
Kita tahu bahwa bukti ilmiah menunjukkan orang yang sering menggunakan facebook sangat rentan terhadap depresi dibandingkan dengan orang yang jarang menggunakan facebook. Hal-hal ini harus seimbang. Tidak ada yang salah dengan media sosial dan handphone. Masalahnya adalah ketidak seimbangan.
Jika anda sedang duduk makan malam dengan teman anda namun anda hanya chatting dengan teman anda yang tidak ada disitu (lewat handphone) itu adalah masalah, Itulah Kecanduan.
Jika anda dalam sebuah pertemuan bersama dengan orang-orang yang mestinya kita bicara dan dengarkan, namun anda meletakkan handphone anda di meja, menghadap keatas atau kebawah (terserah). tanpa disadari pikiran kita tidak ada disitu lagi, semua menjadi tidak penting dan itulah yang terjadi, dan fakta bahwa kita tidak bisa melepas handphone kita adalah karena kita Kecanduan
Seperti kecanduan-kecanduan lainnya, dapat menyebabkan hancurnya suatu hubungan, waktu-waktu yang sia-sia, terbuangnya uang dan membuat hidup kita semakin buruk. Jadi seperti pecandu alkohol, yang harus mengeluarkan alkohol dari rumahnya karena kita tidak bisa bergantung pada kekuatan kita sendiri, kita tak cukup kuat untuk tertarik lagi. Tetapi ketika kita menyingkirkan cobaan (alkohol) itu, semua akan jadi lebih mudah.
Ketika kita tidak memegang handphone, kita hanya akan menikmati hal-hal yang ada disekitar kita. Seharusnya tidak boleh ada handphone dalam sebuah tempat pertemuan. Tidak baik untuk sambil menunggu pertemuan dimulai, maka kita mulai memegang handphone kita lagi untuk menunggu pertemuan dimulai.
Ketika pertemuan dimulai, kita akan langsung meletakkan handphone kita. Seharusnya bukan seperti itu sebuah hubungan dapat terbentuk. Ingat bahwa semua dimulai dari hal yang kecil, dan suatu hubungan dapat dimulai dengan cara seperti ini. Ketika kita menunggu pertemuan dimulai maka kita mulai berinteraksi dengan orang disamping kita, seperti berikut:
A: Gimana kabar ayahmu, Saya dengar dia masuk rumah sakit ya?
B: Oh…sekarang dia sudah pulih, terimaksih atas perhatiannya, sekarang dia sudah dirumah
A: Oh… senang mendengarnya, luar biasa ya…
B: iya aku tahu, tapi menakutkan juga
Begitulah anda bisa membentuk suatu hubungan. Yang harus dipelajari oleh generasi muda saat ini adalah “Kesabaran”. bahwa segala hal yang sangat-sangat berarti seperti cinta, pencapaian kerja, kebahagiaan, kasih dalam hidup, kepercayaan diri dan keterampilan, semua ini membutuhkan waktu.
Kadang-kadang kita bisa menguasai salah satu dari hal-hal tersebut, tapi secara keseluruhan hal-hal itu penuh dengan perdebatan, waktu yang lama dan kesulitan.
Jika kita tidak memohon bantuan dan mempelajari cara untuk berhubungan maka kita akan jatuh. Kemungkinan paling buruk yang kita sudah lihat bersama adalah: Peningkatan angka bunuh diri, peningkatan korban karena over dosis narkoba dan banyak anak yang keluar dari sekolah karena depresi.
Kita sudah mendengar semua itu dan hal tersebut sangat parah. Populasi yang terus bertumbuh dan terus berkembang namun tidak pernah menemukan kebahagiaan. Mereka tidak akan mendapatkan kepuasan kerja yang mendalam. Semua hanya berlalu begitu saja dan mereka merasa baik-baik saja.
Sekarang kita mempunyai tanggung jawab untuk memperbaiki masalah ini dan untuk menolong generasi yang luar biasa, idealistis dan fantastis ini untuk membangun kepercayaan diri mereka, belajar untuk sabar, belajar keterampilan untuk bersosialisasi dan untuk menemukan keseimbangan antara hidup dan teknologi karena itulah hal yang benar dan harus dilakukan.
Posting Komentar untuk "Bahaya Kecanduan Media Sosial"