Penderitaan Dan Kesulitan, Bagaimana Menjalaninya? (Filipi 4:12-13)

Penderitaan Paulus
Foto By Sonny Wanda
Gambaran penderitaan Paulus seperti yang dia ungkapkan dalam tulisannya kepada jemaat Filipi: 
Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:12-13).
"Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan" . Kata "Aku tahu" berasal dari kata "Eido" yang artinya: Aku lihat, alami, dan paham bagaimana rasanya. Paulus sedang menyampaikan bahwa: Bicara kekurangan, kelimpahan dan kenyang, saya tahu bagaimana rasanya (ayat 12). Realita kehidupan mengiring Tuhan, suka atau tidak suka kita berhadapan dengan dua sisi kehidupan yaitu: kekurangan dan kelimpahan - kelaparan dan kenyang.

Waktu kelimpahan kita bersyukur kepada Tuhan. Waktu kekurangan seharusnya kita bersyukur juga kepada Tuhan karena inilah “pil pahit" yang harus kita terima. Sangat sulit dan tidak adil bila kita tidak alami penderitaan dan tidak tahu bagaimana rasanya kesulitan lalu kita mengajari orang tentang kesulitan.

"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" 
Tidak ada kekuatan yang kita terima tanpa memposisikan diri tinggal dan menetap di dalam Tuhan. Saat kita keluar dari Firman-Nya, kita tidak akan pernah mendapatkan kekuatan untuk menanggung sengsara. Pada kenyataannya, orang siap hidup dalam kelimpahan orang tidak siap dengan kekurangan. Orang siap dengan "hidup nyaman", orang tidak siap 'hidup sengsara".
Untuk bisa menjadi siap dan bisa menerima segala keadaan maka yang kita butuhkan adalah

Tinggal Di Dalam Tuhan Dan Firman-Nya
“segala perkara” artinya tidak ada pilihan. kita harus menerima apapun kondisi hidup ini. Tidak ada kekuatan yang tangguh untuk bisa menghadapi apapun kalau kita tidak tinggal di dalam Dia.

“yang memberi kekuatan”  ketangguhan dan kekuatan hanya kita peroleh di dalam Tuhan. Firman adalah sumber kekuatan. 
Apa itu kekuatan?
Kata "kekuatan" berasal dari kata "Endinamo" (Yunani) yang artinya:

Memperkuat
Kesulitan sering melemahkan kita. Apabila kesulitan itu hanya sekali kita pasti bisa menanggungnya. Bagaimana kalau kesulitan itu bertubu-tubi. Apakah kita kuat menghadapinya? Tentu tidak. Tuhanlah yang memperkuat kita dalam posisi lemah dan FirmanNya hadir memperkuat kita karena kemampuan manusia terbatas.

Menambah Kekuatan Terus Menerus
Arti endinamo yang kedua yaitu menambah kekuatan terus menerus sampai kita berhasil dibagian akhir dari perkara apapun. 

Maksud endinamo disini logikanya biasanya orang berlari setelah lelah berlari orang akan berjalan, tetapi endinamo adalah orang yang pada awal berjalan semakin lama semakin kuat sampai berlari terus-menerus sampai memenangkan pertandingan dan kesulitan hidup. 

Kekuatan ini (endinamo) kita peroleh saat kita tinggal di dalam Dia dan tinggal di dalam FirmanNya. Membaca Firman baik tetapi kita harus beranjak ke level yang lebih tinggi yaitu merenungkan Firman Allah sebagai kesukaan. Kita akan tertolong dan ditolong oleh Roh Kudus untuk memahami FirmanNya.

'Kutanggung di dalam Dia"
kata "kutanggung/menanggung" berasal dari kata "Ischuo" (Yunani) artinya: memiliki kekuatan untuk menjadi sehat di dalam sehingga mempertontonkan kelakuan yg ekstra ordinary.

Ketika kita sehat di dalam maka kelakuan yg kita pertontonkan adalah kelakuan yang ekstra ordinary (diatas rata-rata). 

Saat kita mengalami kesukaran apakah kita pahit tentang hidup? Apakah kita meratapi dan menyesali hidup? Sebab yang kita lihat setiap hari adalah kesulitan, penderitaan, kesengsaraan dan kemelaratan. Lama kelamaan kita akan bersikap "pahit" tentang hidup. Berburuk sangka dengan kesulitan dan menganggap ini sebuah kesialan dan kemelaratan. 

Apabila orang pahit tentang hidup maka ia tidak akan sehat di dalam. Dan kelakuan yang kita pertontonkan adalah orang-orang yang sakitOrang sakit pasti menyakiti orang lain.(keluh kesa, ratapan persungutan dan sering menyalahkan orang lain). 

Sebaliknya orang sembuh pasti menyembuhkan orang lain (bersyukur, mengasihi dan selalu tetap terjaga kelakuan dan omongannya selalu yang positif). Tanpa Firman kita tidak akan sehat dalam pikiran dan pertimbangan kita.
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita (Roma 5:3-5).
Kesengsaraan selalu melahirkan ratapan, tangisan dan air mata. Logika ayat ini (3) bertentangan dengan kenyataan. Tidak ada kemegahan dalam kesengsaraan.
Kata "Bermegah"  atau "Kauchaomay" (Yunani): Artinya: 

"Bergirang" (senyum, melompat dan bersukacita). Wajarnya orang sengsara pasti akan meratap dan menangis namun  Paulus berkata: bersukacita/bermegah dalam kesengsaraan.(ischuo/ekstraordinari dalam kelakuan). Waktu kami menderita, kami bergirang. Tidak ada celah untuk meratapi nasib, sebaliknya selalu ada sukacita.

Arti Kauchaomay yang kedua adalah: 
"Melihat kesempatan untuk berjaya". Maksudnya, Orang lain menangis kita bersyukur. Karena kita melihat dan menganggap penderitaan sebagai kesempatan "untuk berjaya". Kesengsaraan bukan sebagai rahasia lagi karena kita sudah mengalaminya setiap saat dan paham betul bagaimana rasanya. 
Karena kami tahu (eido) bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan  tidak mengecewakan,
Arti Kauchaomay yang ketiga adalah: 
Kesempatan untuk berdoa. Kita akan tetap bersyukur karena kita sudah mengalami dan merasakan apa itu penderitaan dan semakin kita mengalaminya kita semakin bersyukur dan memiliki kesempatan berdoa kepada Tuhan.
Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham! Apakah mereka pelayan Kristus? Aku berkata seperti orang gila, aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. 
Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. 
Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. 
Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat.

Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku (2 Korintus 11:22-30).
Ada kesempatan Paulus "pahit" dengan Tuhan, ada peluang untuk dia tinggalkan Tuhan, ada kesempatan bagi dia untuk menista Tuhan karena alasan penderitaan yang diluar batas kemampuannya. Sering dalam penjara dan bukan sekali, kerapkali dalam bahaya maut dan bukan sekali, disesah, dipukul, didera, dilempari, karam kapal, terkatung-katung ditengah laut (Paulus tidak sedang menganggur, ia sedang menjalankan misi Tuhan, seharusnya Tuhan membela dan menyingkirkan bahaya) dan hidupnya nyaris binasa karena bahaya setiap saat. (ayat 23-27). 

Tetapi yang Paulus pertontonkan adalah  dia telah dikuasai oleh Firman Tuhan sehingga sehat di dalam dan menghadapi semua penderitaan tanpa keluh kesah. Firman memberi kesehatan dari dalam (ischuo) sehingga kelakuan yang dipertontonkan adalah ekstra ordinary. Artinya yang lain mengeluh, kita malah bersyukur."
Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung,  tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?
Kalau orang mengalami penderitaan lalu lemah, kira-kira bagaimana dengan saya, Paulus? saya lebih lemah dari semua orang. Kalau ada orang tersandung waktu menderita, nah bagaimana dengan saya (Paulus) yang mengalami berkali-kali? (ayat29)? 

Bukankah yang harusnya terjadi dalam saya (Paulus) adalah: hati saya berdukacita. Kalau kamu bersungut-sungut kepada Tuhan karena penderitaan, maka saya (Paulus) punya banyak alasan untuk bersungut-sungut kepada Tuhan. Banyak hancur hati kepada Tuhan karena penderitaan. Tetapi apa yang Paulus katakan? (ayat 30).
"Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku"
Saat aku lemah maka aku kuat karena ada Firman Tuhan yang masuk dan tinggal dalam hidup saya. Ditengah penderitaan yang berulang-ulang, respon Paulus tetap ekstra ordinary, kelakuannya ekstra ordinary, karena dia "sehat di dalam": ada Firman yang berubah jadi kekuatan (Endinamo/memperkuat). 

Selama ada Firman kita akan tetap kuat, sehat di dalam dan dampaknya kelakuan yang kita pertontonkan adalah: bersyukur, bernyanyi dan bersukacita karena dalam kesengsaraan ada peluang dari Tuhan kita berjaya dan teruji dalam hidup.

Bila saudara menderita baca kembali pesan Firman Tuhan yang Paulus sampaikan tadi agar kelakuan yang kita pertontonkan adalah kelakuan yang ekstra ordinary.
Tuhan Yesus memberkati.

Posting Komentar untuk "Penderitaan Dan Kesulitan, Bagaimana Menjalaninya? (Filipi 4:12-13)"