Cara Memberitakan Injil, Kabar Baik, Yohanes 4:1-42
Apa itu Injil? Injil Adalah Kekuatan Allah yang menyelamatkan.
Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani (Roma 1:16).
Injil biasa disebut juga: Kabar Baik, Kabar sukacita, Kabar Keselamatan, Berita Nugerah, Berita Pengampunan, Berita Kelepasan, Berita tentang Sorga dan Berita tentang YESUS.
Siapa saja yang bisa menyampaikan Berita Injil?
Semua orang percaya wajib dan ditugaskan Tuhan untuk menyampaikan Kabar Baik.
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk (Markus 16:15).
Memang semua orang ditugaskan untuk menyampaikan pesan Injil. Tetapi pesan Injil hanya bisa efektif ketika Berita Injil itu dihidupi. Orang hanya bisa melihat buah dari pemberitaan kita. Orang mungkin mendengar suara kita, tetapi mereka lebih merasakan sikap dan tindakan kita. Cara agar kita bisa hidup di dalam Injil adalah melalui kehidupan yang diperbaharui atau "Lahir Baru" dan melalui proses memahami Firman atau disebut "Pemuridan". Dengan dua cara ini kita bisa efektif dan sukacita menyampaikan Kabar Baik kepada orang lain.
Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia (2 Korintus 3:3).
Bagaimana Cara Menyampaikan Injil?
Belajar dari Kisah Yesus berjumpa dengan seorang perempuan Samaria di Sikhar, di sumur Yakub (Yohanes 4:1-31)
Yesus hendak pergi ke Galilea dari Yudea. Dengan mengamati peta, kita dapat lihat bahwa perjalanan dari Yudea menuju Galilea dapat dicapai dengan dua rute, yaitu rute pertama melewati daerah Samaria, dan rute kedua melewati daerah sungai Yordan, namun kebiasaan orang Yahudi untuk pergi ke Galilea adalah tidak melewati Samaria melainkan mereka akan melewati daerah sungai Yordan.
Lama perjalanan dari Yudea ke Galilea melewati Samaria adalah tiga hari, sedangkan bila melewati sungai Yordan akan lebih lama, kira-kira dua kali-nya. Sesuatu yang menarik, kenapa Yesus memilih rute Samaria? bahkan Rasul Yohanes menulis: “Ia harus.” Dapat disimpulkan, ada tujuan penting sehingga Yesus HARUS memilih jalur Samaria. Jadi, ayat 4 memberikan persoalan kepada kita, yakni, kenapa Yesus “harus” mengambil rute seperti itu?
Kata Harus memiliki makna sesuatu yang sangat penting. Ada kebutuhan tentang keselamatan mendadak saat itu yang harus dipenuhi.
Dengan melintasi Samaria berarti Yesus memilih pelayanan yang berisiko tinggi karena sebagai orang Yahudi dan sebagai seorang Rabi, Yesus mempertaruhkan semua harga diriNya sebagai orang Yahudi untuk berjumpa dengan seorang perempuan Samaria yang sebenarnya bagi anggapan orang Yahudi semua orang Samaria adalah 'najis dan kafir sehingga mereka tidak pernah berinteraksi bahkan tidak pernah melintasi daerah samaria.
"Yesus harus melintasi Samaria". Tindakan inilah yang disebut:
INJIL-Kabar Baik sebagai PENDOBRAK.
Injil hadir untuk menghancurkan dan mendobrak semua stigma negatif Yahudi terhadap Samaria. Injil harus hadir dan memerdekakan. Yesus memperdamaikan kedua belah pihak yang sedang bertikai. Dia merobohkan sikap rasis dan tindakan diskriminasi orang Yahudi terhadap Samaria. Inilah tujuan Injil: Mendobrak ketidak benaran dan memerdekakan kita dari belenggu dosa dan ketidakadilan.
Bagaimana pelayanan kita saat ini? Apakah kita bisa menerapkan konteks serupa kedalam situasi saat ini?. Sangat sulit bahkan berbahaya bila kita mendobrak semua aturan dan protokol kesehatan yang di taati sekarang. Kita bisa membahayakan diri kita bahkan orang lain. Apa solusi terbaik saat ini apabila kita berbicara tentang INJIL sebagai PENDOBRAK?
Semua kesulitan adalah peluang. Memang tidak mungkin kita menginjil. Namun kesulitan inilah menjadi kesempatan INJIL hadir sebagai PENDOBRAK.
Kabar Baik tidak hanya untuk segelintir orang percaya, tidak dinikmati orang-orang yang beruntung dan juga tidak hanya sebatas gedung gereja. Hari ini Injil-Kabar Baik dibawa keluar, disebarkan dan bebas di akses oleh siapa saja yang membutuhkan melalui kecanggihan teknologi dan media sosial.
Pesan Gereja saat ini melalui media sosial, tidak lagi berbicara tentang kepentingan-kepentingan kelompok, tidak lagi memperdebatkan doktrin dan liturgi tetapi Gereja hadir dengan satu suara yaitu: SUARA KEBENARAN. Yesus Juruselamat dunia.
Diamanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun semua orang di seluruh dunia bisa mengakses dan mendengar pesan Injil melalu media sosial. Inilah semangat Amanat Agung yang terus berlanjut: mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung-ujung bumi.
Injil-Kabar Baik, menjawab kebutuhan akan keselamatan-Injil itu Kontekstual
Percakapan awal antara Yesus dengan perempuan Samaria itu, adalah tentang budaya Yahudi yang tidak memperbolehkan “banyak berbicara” dengan perempuan yang dianggap hina atau najis sejak lahir. Orang Yahudi memandang perempuan-perempuan Samaria sebagai najis sejak lahir, dan ini diajarkan turun temurun secara resmi dalam tradisi Yahudi. Seorang pria Yahudi yang meminta minum kepada seorang wanita najis adalah hal yang sangat merusak reputasi pria Yahudi tersebut.
Yang menarik, Yesus malahan datang kepada perempuan Samaria itu. Ini satu hal yang tidak lazim, bahkan tidak masuk akal. Di sinilah tersirat makna kata “harus” pada ayat 4, yakni “keharusan ilahi” (divine necessity). Ada satu tujuan yang penting di sini, yang mana Yesus mempertaruhkan reputasi statusnya sebagai “rabbi” orang Yahudi. Pada saat itu Yesus telah sangat terkenal sebagai pengajar Taurat di kalangan orang Yahudi.
Dalam pandangan Yesus sebagai Tuhan, Dia tahu siapa perempuan ini dan dosa apa yang telah dilakukannya. Namun menarik ternyata percakapan Yesus diawali dengan topik seputar air karena memang Yesus haus. Yesus tidak menyinggung dosa yang telah dilakukan oleh perempuan ini. Konteks yang Yesus pakai yaitu air dan dengan segera diresponi oleh perempuan ini dan menuntunnya sampai dia menyadari kesalahan dan dosanya.
Kabar Baik-Berita Injil tidak pernah mengancam apalagi menghakimi. Kabar Baik selalu menerangi setiap kelakuan dan kejahatan kita dan menuntun dengan kasih kepada pertobatan yangsejati.
Injil selalu tegas dan menelanjangi dosa tetapi Injil juga menuntun kita dengan kasih kepada keselamatan dan kehidupan yang sejati di dalam Yesus.
Injil itu universal-untuk semua umat manusia
Ketika Perempuan ini menerima pengampunan dan pemulihan dari Yesus, saat itu juga dia bergegas untuk pergi memberitakan apa yang dialaminya tentang keselamatan dan Sang Juru Selamat yang ia jumpai.
Semua penduduk Samaria dengan sukacita menerima berita itu. dan ketika Yesus tinggal lagi selama dua hari disana banyak orang samaria yang di selamatkan dan dipulihkan: Mereka pun berkata: "Sekarang kami percaya dan bukan saja apa yang engkau katakan, melainkan mata kami sendiri telah melihat Yesus Juru Selamat Dunia.
Keselamatan dan pemulihan yang kita peroleh dari berita Injil, tidak hanya untuk diri kita atau kelompok dan golongan tertentu, tetapi Kabar Injil ini untuk semua orang dan tugas kita adalah pergi dan memberitakannya.
Kita telah menerimanya dan kabarkanlah: Sampai semua orang mendengarNya.
Posting Komentar untuk "Cara Memberitakan Injil, Kabar Baik, Yohanes 4:1-42"