3 Sistem Kepemimpinan Gereja
![]() |
Ruangan Gereja |
3 Sistem Utama
- Kongregasional
- Presbiterial
- Episkopal
Kongregasional
Ciri: Otonomi, tiap jemaat lokal Indipenden (punya kepemimpinan sendiri) & Demokrasi (tiap anggota punya hak/suara sama). Misalnya: Baptis.Presbiterial
Menekankan perwakilan jemaat, dijabat para Penatua yang sederajat, yang dipilih jemaat. Membedakan: Penatua yang mengajar (khotbah, sakramen) & penatua yang memimpin (organisasi, administrasi, keuangan). Misalnya: GKI.Tiap gereja lokal indipenden tapi diikat oleh suatu “ketentuan normatif dan pengakuan iman yang sama”.
Episkopal
Dipimpin uskup (penilik jemaat/bishop) yang menahbiskan para pendeta dan mengawasi sekelompok gereja di wilayahnya. Misalnya: Anglikan.Dalam prakteknya banyak variasi, mis:
Monarkial, kuasa tertinggi pada 1 orang. Misalnya: Katholik – Paus, Bidat-bidat.
Minimal/bebas, tekankan Roh Kudus dan karunia-Nya dalam tiap anggota jemaat tanpa organisasi & kepemimpinan resmi. Misalnya: Brethren
Presbiterial atau Episkopal/pastoral Sinodal
Cara Pemimpin Dipilih Dalam Masa PL:
Tuhan menunjuk orang pilihan-Nya, mis:Musa (Kel. 3:10),
Yosua(Yos. 1:1-2), Hakim-Hakim,
Saul (I Sam. 10:1), Daud (I Sam. 16:13) – diurapi.
Polanya: Theokrasi, Allah berdaulat mengangkat atau menyingkirkan pemimpin.
Kepemimpin Raja setelah Daud berupa Dinasti (garis keturunan), walaupun kemudian pecah karena ketidakpuasan (Rehabeam vs Yerobeam)
Cara Pemimpin Dipilih Dalam Masa PB:
YESUS langsung memilih 12 murid – Rasul.Prosedur penggantian Yudas (Kis. 1:15-26):
Petrus sampaikan hal ini ke jemaat (120 org)
Kriterianya ditetapkan
Jemaat usulkan 2 nama: Yusuf dan Matias.
Mereka semua berdoa.
Membuang undi, Matias terpilih.
(Selanjutnya pengambilan keputusan dilakukan dengan perundingan, minta hikmat & petunjuk Roh Kudus, Kis. 15:28).
Tuhan langsung menunjuk Paulus menjadi Rasul-Nya (Kis. 9:4-6,15 – alat pilihan bagi-Ku).
Kis. 7:1-7. Pemilihan Diaken (pelayan jemaat)
Para rasul menetapkan jumlah (7 orang) dan kriteria (terkenal baik, penuh Roh dan hikmat)
Jemaat memilih 7 orang diaken.
Para rasul mendoakan dan meletakkan tangan (melantik) mereka.
Para rasul fokus pada Doa dan Firman.
Pemimpin di jemaat lokal bukan diaken, tapi Para Penatua (Kisah 14:21-23).
Dari para penatua ada 1 orang yang jadi pemimpinnya (“senior-pastor”). Contoh:
Yakobus dan para penatua (Kis. 12:17, 21:18).
Para rasul fokus pada Doa dan Firman.
Pemimpin di jemaat lokal bukan diaken, tapi Para Penatua (Kisah 14:21-23).
Dari para penatua ada 1 orang yang jadi pemimpinnya (“senior-pastor”). Contoh:
Yakobus dan para penatua (Kis. 12:17, 21:18).
Para penatua tidak dipilih oleh jemaat, tapi ditetapkan oleh para rasul (Kis. 14:23).
Rasul Paulus menyuruh Titus untuk menetapkan para penatua di setiap kota (Tit. 1:5).
Penatua (Presbuteros/elder) haruslah orang yang matang rohaninya, memenuhi syarat
I Tim. 3:1-7, Tit. 1:5-9). Jabatannya adalah: penilik jemaat (episkopos/uskup/bishop/overseer). Tugasnya sebagai gembala (poimen, pastor) bagi domba-domba Allah, yakni jemaat.
Jadi penatua = penilik jemaat = gembala.
Kisah 20:17,28. Paulus mengundang para penatua “Kamu ditetapkan sebagai penilik untuk menggembalakan jemaat.”
Sistem Pemilihan Pemimpin:
Pola Alkitab: Kehendak Tuhan itu ditangkap oleh para pemimpin rohani yang mewakili seluruh jemaat.Para rasul yang menetapkan para penatua sebagai pemimpin di setiap jemaat lokal, bukan jemaat yang memilih para penatua.
Konsili di Yerusalem (Kis. 15) dilakukan para rasul dan para penatua untuk menetapkan ketentuan bagi seluruh jemaat.
Roma Katholik: Sistem perwakilan, Paus tidak dipilih oleh para imam/pastur di seluruh dunia tapi oleh para Kardinal yg berkumpul di Vatikan.
GKI: Tiap klasis (sejenis BPD) + semua pengurus sinode (sejenis BPH) punya 1 suara.
GPDI: Sekitar 10 pendeta diwakili 1 Pendeta.
Posting Komentar untuk "3 Sistem Kepemimpinan Gereja"