Ingat Bahagia Lupa Sumbernya

bahagia, sumber kebahagiaan. sukacita

Hanya sepuluh persen orang yang berhasil berterima kasih setelah melewati masa-masa sulit (pelajaran dari cerita 10 Kusta)

Setiap kita sakit perut atau pusing, kita langsung minum obat. Setelah sembuh, biasanya kita lupa akan obat tsb, kecuali ditanya teman. Kita senang sudah pulih dari sakit.

Demikian juga ketika kita susah, relasi kita dalam keadaan kita sulit, tertekan  secara mental. Lalu kita mencari bantuan, apakah itu membaca buku, mendengar kotbah, atau pergi Konseling. Secara berangsur kita pulih oleh anugerah Tuhan lewat bantuan-bantuan tersebut, dan menikmati kembali hidup dengan emosi dan relasi yang lebih sehat

Ketika kita mulai pulih dari gangguan-gangguan tersebut, biasanya kita tidak terlalu ingat akan siapa yang menginspirasi kesembuhan tsb dan bagaimana kita pulih. Kecuali kalau kita ditanya orang lain. 

Begitulah proses yang umum terjadi. Itu juga alasan kenapa kita sering lupa bersyukur kepada Tuhan. Kita jarang menghargai heart-warmer yang Allah kirim dalam hidup kita. Sebab fokus kita kembali kepada rutinitas, pekerjaan, hubungan dengan keluarga dan harapan atau mimpi kita.

Itulah yang Alkitab ajarkan lewat cerita 10 orang kusta. Dari 10 yang sakit, hanya 1 saja yang sukses berterima kasih setelah sembuh.

Jika saudara sudah melewati pelbagai krisis hidup selama pandemi, ingatlah kembali kepada Tuhan, bersyukur. Ingat kembali ke gereja dan memberi perhatian kepada pendeta yang setia merawat iman Anda. Menghargai pasangan dan orangtua yang selalu setia hadir dalam pergumulan hidupmu. 

Orang yang sukses itu bukan hanya berhasil mengatasi kesulitan hidupnya dan menjadi pemenang. Tapi mereka yang tahu bersyukur dan berjuang menghargai (kembali) orang-orang yang pernah membantu Anda melewati lembah kekelaman hidup. Bijak berbagi kebahagiaan dengan mereka. Ingat untuk merawat (harga) diri.

Dr. Julianto Simanjuntak

Posting Komentar untuk "Ingat Bahagia Lupa Sumbernya"