Kelemahan Istri Menjadi Kekuatan Suami
![]() |
Lelemahan Adalah Alat Kasih Karunia Tuhan
Kelemahan adalah alat kasih karunia Tuhan bagi umatNya. Keterbatasan dan kelemahan membuat kita tidak sombong dan bersandar pada kekuatan kasih KaruniaNya.Saya sangat dikuatkan dengan tulisan Rasul Paulus: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku (kekuatan-Ku) menjadi sempurna” II Kor. 12:9
Ayat di atas sangat relevan diaplikasikan dalam hubungan suami-istri, orang tua dan anak.
Biasanya kalau kita melihat kelemahan istri tak jarang mempersoalkan atau mempersalahkan. Menuntut atau mencela. Itu adalah bagian ego kesombongan kita yang merasa diri lebih baik dari pasangan.
Testimoni Rasul Paulus di atas mengajarkan kita bahwa kelemahan bukanlah fokus Tuhan. Alkitab menegaskan Fokus Allah adalah pada kasih, anugerah dan kekuatan yang Ia bisa berikan kepada kita. Saat kita lemah ada jalan Tuhan memberi kita kekuatan.
Allah fokus pada pribadi kita, bukan kekuatan, keberhasilan, kesempurnaan atau kebaikan. Pribadi kita menjadi primer bagi Allah, kelemahan kita menjadi sekunder
Jika kita menerapkan prinsip ini maka saat melihat kelemahan pasangan, kita fokus memikirkan bantuan apa yang bisa kita berikan. Siap membuka sayap untuk melindungi pasangan, agar istri menjadi tidak tercela.
Saat menemui kelemahan atau ketidak sempurnaan pasangan atau anak, itu adalah kesempatan emas bagi kita menunjukkan kasih, kekuatan dan kemurahan hati menopang mereka
Keagungan dan kekuatan seorang pria ialah kecakapannya menutupi kelemahan pasangan. Berkorban bagi kegagalan atau kesalahan pasangannya. Dalam kelemahan pasangan Istri lah disitu terletak kekuatan seorang Suami, dan sebaliknya.
Saling Mengasihi
Seperti nasihat Rasul Paulus yang sangat terkenal :Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat. Supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.
Akhirnya, mari kita saling menopang dalam cinta dan relasi. Menutupi atau menopang kelemahan istri, dengan cara memahami, menerima dan menawarkan bantuan agar istri bisa kuat kembali.
Hal yang sama ketika menemui anak kita dalam keadaan gagal, berbuat salah atau menunjukkan kelemahan pribadinya. Peran ayah dan Ibu hadir memberi rasa aman, lewat penerimaan tanpa syarat.
Menawarkan anak bantuan, agar dia tidak perlu merasa malu, takut, minder atau dijebak perasaan bersalah. Sebagai orang tua kita mendeklarasikan penerimaan tanpa syarat, dan menawarkan bantuan yang membuat anak tidak perlu takut saat gagal.
Meskipun Tuhan tidak berjanji keadaan kita selalu baik, tapi di saat kita dalam lembah-lembah kekelaman Tuhan selalu hadir. PemeliharaanNya selalu ada dalam jangkauan kita.
Dr. Julianto Simanjuntak
Posting Komentar untuk " Kelemahan Istri Menjadi Kekuatan Suami"